Rabu, 01 Maret 2017

ANALISIS STUDI PENGGUNAAN ASAM BENZOAT DAN GARAMNYA PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN



Paper


ANALISIS STUDI PENGGUNAAN ASAM BENZOAT DAN GARAMNYA  PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Penyehatan Makanan dan Minuman



Disusun
O
L
E
H

FITRIYANTI KATILI
811 414 042


 













JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016



STUDI ANALISIS PENGGUNAAN ASAM BENZOAT DAN GARAMNYA PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN

A.    PENDAHULUAN
Dewasa ini, makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri makanan diolah sedemikian rupa sehingga makanan dan minuman dapat disukai oleh konsumen, salah satunya yaitu dengan menambahkan bahan kimia sebagai bahan tambahan makanan (Wilga dalam Siaka, 2001).
Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau sering pula disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti dalam Kaunang, 2007). Penambahan bahan tambahan dalam makanan harus memiliki dosis tertentu karena bahan tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya kesehatan.
Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam benzoat. Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam (Winarno, 1980).
Selain itu menurut Cahyadi, 2009, Pengawet yang banyak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan pangan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman, seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain.
Asam benzoat merupakan salahsatu pengawet yang diizinkan olehDepartemen Kesehatan untuk digunakanpada makanan. Menurut Permenkes RINo.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaanasam benzoat pada minumanringan dan kecap adalah 600 mg/kg,sedangkan pada sari buah, saus, jelly,manisan dan agar adalah 1000 mg/kg(Anonim, 1988).
Karena sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan atau pengawet makanan, maka tulisan ini saya susun untuk mengetahui apakah pemberian bahan makanan tambahan yakni asam benzoat dan garamnya pada produk makanan dan Minuman telah sesuai dengan peraturan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 maupun Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013?
Hasil dari studi ini saya peroleh berdasarkan pada beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai analisis penggunaan asam benzoat dan garamnya pada produk makanan dan minuman.

B.     KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian Asam Benzoat
Asam benzoat, C7H6O2 (atauC6HCOOH), adalah padatan Kristal berwarna putih dan merupakan asamkarboksilat aromatik yang palingsederhana. Nama asam ini berasaldari gum benzoin (getah kemenyan), yangdahulu merupakan satu-satunya sumberasam benzoat. Asam lemah inibeserta garam turunannya digunakansebagai pengawet makanan. Asam benzoate adalah prekursor yang penting dalamsintesis banyak bahan-bahan kimialainnya(Hilda, Nuwairy. 2015).
Asam benzoat merupakan salahsatu pengawet yang diizinkan olehDepartemen Kesehatan untuk digunakanpada makanan. Menurut Permenkes RINo.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaanasam benzoat pada minumanringan dan kecap adalah 600 mg/kg,sedangkan pada sari buah, saus, jelly,manisan dan agar adalah 1000 mg/kg(Anonim, 1988).
Struktur kimia asam benzoat seperti terlihat pada Gambar 1.
rumus kimia natrium benzoat
Gambar 1. Struktur kimia asam benzoat(Anonim, 1995)
2.      Sifat-Sifat Asam Benzoat
Sifat-sifat bahan pengawet meliputi sifat fisik dan sifat kimiaterdapat pada tabel 2. (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat. Diakses pada tanggal 01 Desember 2016).
Sifat-sifat bahan pengawet meliputi sifat fisik dan sifat kimiaterdapat pada tabel 2.13 Sifat kimia antara lain struktur kimia dan hargapKa yang spesifik untuk setiap jenis pengawet. Sedangkan sifat fisisantara lain kelarutan, baik dalam air pada suhu 200C 0,3 g/100 mL,alkohol maupun minyak. Besarnya kelarutan sangat dipengaruhi oleh suhu (Wisnu Cahyadi, op.cit, h. 19).
Tabel 1 : Sifat-sifat asam benzoat
Sifat
Struktur
Rumus Molekul
C6H5COOH
Struktur Kristal
Monoklinik
Massa Molar
122,12 G/Mol
Bentuk Molekul
Planar
Penampilan Padatan
Kristal Tak Berwarna
Momen Dipol
1,72 D Dalam Dioksana
Densitas
1,32 G/Cm3


Titik Leleh
122,4°C (395 K)


Titik Didih
249°C (522 K)


Kelarutan
Dalamair Terlarutkan
(Airpanas) 3,4 G/L (25°C).
Kelarutandalamthf,
Etanol, Metanol THF
3,37 M, Etanol 2,52 M,
Metanol 2,82 M


3.      Garam Asam Benzoat
a.       Natrium benzoat
Natrium Benzoatadalah salah satujenis bahan pengawet organik padamakanan,  yakni merupakan garam atauester dari asam benzoat (C6H5COOH).Natrium benzoat dikenal juga dengannama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Natrium Berupa serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara. Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol danmudah larut dalam etanol 90%, kelarutan dalam air pada suhu 25 sebesar 84,7% pada range pH 4,8 (Dewi, Arfa. 2011).
Menurut Herliani (2010), manfaat penggunaan natrium benzoat yaitu :
1)      Untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada makanan dan minuman  sehingga makanan dan minuman menjadi lebih awet.
2)      Sebagai anti mikroorganisme berperan dalam mengganggu permeabilitas  membran sel.
3)      Memperpanjang umur simpan suatu makanan, senyawa ini sudah digunakan selama lebih dari 80 tahun oleh para produsen makanan dan minuman untuk mengawetkan produk-produk mereka seperti selai buah, kecap, margarin, mentega, jus buah, makanan ringan, saos tomat, sirup dan lain sebagainya. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang digunakan yaitu 0,15 - 0,25% (Wade,1994).
4)      Sebagai pengawet makanan yang aman, pengawet ini mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap hewan dan manusia. Karena hewan dan manusia mempunyai detoksifikasi benzoat yang efisisen.
b.    Kalium benzoat
Kalium benzoat berupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Efektivitas sebagaipengawet pada range pH 4,2 (Dewi, Arfa. 2011).
c.              Kalsium benzoat
Kalsium benzoat berupa Berupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Dalam air pada suhun 250C larut sebesar 40 g/L dengan efektivitas sebagai pengawet padarange pH 4,2 (Dewi, Arfa. 2011).
4.    Penggunaan Asam Benzoat Dan Garamnya Dalam Produk Makanan
Penggunaan pengawet Benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri. Benzoat sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AmerikaSerikat, benzoat termasuk senyawa kimia pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally Recognized as Safe (GRAS). Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan, sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Batas penggunaan benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas benzoate berkisar antara 0,015-0,5%. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88  dan No. 1168/Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan makanan(Hilda, Nuwairy. 2015).
Penggunaan asam benzoat padaproduk pangan antara lain pada minumanbuah-buahan segar, squash buah-buahan,sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, citarasa buah-buahan imitasi, kecap, acartimun botol, margarin, selai dan saus.Sedangkan Kalium benzoat dan sodiumbenzoat biasa digunakan pada margarin,selai nanas, apriket yang dikeringkan, jelli,sirup, saus tomat, anggur, dan minumanberalkohol lainnya. Sodium benzoat jugadigunakan dalam pembuatan obat dengantujuan pemeliharaan (batas atas 0,1%dalam larutan obat) dan mengobati carahidup dalam perlakuan dari pasien denganperedaran urea enzymopathies(Hilda, Nuwairy. 2015).
Efektifitas (daya guna) asambenzoat berkurang jika makananmengandung lemak. Efektifitas benzoate bertambah jika bahan banyak mengandunggaram dapur (NaCl) dan gula pasir.Penambahan senyawa belerang (SO5) atausenyawa sulfit (SO3-2 ) dan gas karbon(CO) dapat meningkatkan efektifitassenyawa benzoat dalam menghambatpertumbuhan mikroba.  Senyawa benzoate dapat digunakan pada makanan danminuman pada konsentrasi 400 sampai1000 mg per kg bahan (Hilda, Nuwairy. 2015).
Karena kelarutan garamnya lebih besar,maka biasa digunakan dalam bentuk garamnya (natrium benzoat). Sementaraitu dalam bahan makanan yang bersifat asam, garam benzoat akan menjadibentuk efektifnya yaitu natrium benzoat. Sedangkan dalam bahan, garambenzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidakterdisosiasi. (Abdul Rahman Sumantri, Analisis Makanan, UGM-Press, Yogyakarta, 2007, h).
Standar mengkonsumsi pengawetbenzoat menurut BPOM No.36 Tahun2013 adalah 0-5 mg/kg berat badan, jikamelebihi dari ketentuan yang telahditetapkan maka akan menimbulkan efeknegatif bagi organ tubuh salah satunyaadalah pada ginjal, penggunaan pengawetbenzoat ini dalam jangka panjang dapatmerusak sel darah, maka apabila tekanandarah menurun maka fitrasi / penyaringanmenurun sehingga proses pengeluaran urinmenjadi sedikit, jika dibiarkan maka racunyang tidak dapat dikeluarkan melalui urindapat bertumpuk pada ginjal danmenyebabkan gangguan pada ginjal (Hilda, Nuwairy. 2015).
5.      Dampak Asam Benzoat Dan Turunannya Terhadap Kesehatan
Benzoat dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid)  yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker (Hilda, Nuwairy. 2015).
Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh dan bisa juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium (Hilda, Nuwairy. 2015).
Bisa juga naiknya tekanan darahsebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air olehnatrium.Efek asam benzoat dan garamnya (Ca, K dan Na) terhadapkesehatan : di dalam tubuh metabolisme bahan pengawet meliputi duatahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzimsyntetasedan pada reaksikedua dikatalisis oleh enzimacytransferase. Asam hipurat yang terdapat dalam hati, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi dalam tubuh tidakterjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidakdiekskresi sebagai asam hipurat dihilangkan toksisitasnya berkonjugasidengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin (Hilda, Nuwairy. 2015).
Pada penderia asma sangat sensitif terhadap asam benzoat jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticarial sangat sensitive terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung (Cahyadi, 2006).
Di Malaysia terjadi kasus tertinggi kandungan natrium benzoat didalam produk olahan makanan saus tomat secara berlebihan dapat menyebabkan kram perut, mengalami lelah dan penyakit kulit, penyakit kanker dan dapat merusak sistem saraf (Awang, 2003).
Beberapa penelitian mengenai dampak asam benzoat dan turunnanya terhadap kesehatan :
a.    Penelitian yang dilakukan oleh Wileydan Bigelow (1908) menunjukkan bahwa pemberian 1000,1500,2000,2500mg/ hari asam benzoat masing-masing selama 5 hari pada manusia menyebabkan terjadinya perasaan tidak nyaman dan malaise (mual, sakit kepala, kelemahan, rasa terbakar di perut, dan iritasi oesophagus).
b.    Hayun dkk (2004) menyatakan bahwa minuman ringan berkarbonasi mengandung asam benzoat. Kandungan asam benzoate dalam minuman ringan berkarbonasi masih di bawah batasan maksimal penggunaan asam benzoat yang ditetapkan. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitive terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung (Cahyadi, 2009).
c.    Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf. Kasus alergi belakangan ini dilaporkan semakin meningkat setiap tahunnya. Prof. DRDr. Heru Sundaru, SpPD-KAI, Kepala Divisi Alergi FKUI/RSCM Jakarta, mengatakan bahwa pada tahun 2005 jumlah penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 22%. Data itu dikemukakan oleh badan kesehatan dunia World Allergy Organization (WAO). Dari jumlah tersebut, alergi dinegara maju mencapai 40%. Sedangkan beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan angka yang belum pasti namun selalu meningkat setiap tahunnya.(myhealthylife.wordpress.com, 2008 ).
d.   Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam  jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Menurut Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan menyatakan terdapat 350 pasien penderita penyakit lupus padatahun 2009 yang berobat di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung dan ditemukan 80% pasien lupus tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang kaya akan pengawet.
e.    Dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University diInggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh PetePiper (professor bidang biologi molekuler dan bioteknologi)  yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999 .
f.     Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sawan, kencing terus- menerus dan penurunan berat badan.
6.      Karakteristik  Makanan Yang Mengandung Pengawet Natrium Benzoat Yaitu :
Menurut Buckle (1985).
a.       Memberikan kesan aroma fenol yaitu aroma obat cair.
b.      Ada zat  pewarna.
c.       Berasa payau atau asin.
d.      Pada pemanasan yang tinggi akan meleleh dan mudah terbakar.
e.       Menghasilkan zat asam.
Selain itu menurut Cahyadi (2009), jenis makanan yang menggunakan kandungan natrium benzoat yaitu :
a)      Bahan makanan benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saos tomat, saos sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain.
b)      Digunakan untuk produksi minuman ringan (softdrink) biasanya lebih banyak memberikan suatu cita rasa asam yang dapat menyegarkan saat dikonsumsi, bersifat menghilangkan rasa haus, dan mempunyai efek untuk menyembuhkan.
c)      Digunakan oleh  produk-produk pangan yang awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu kamar. Misalnya kecap, sambal, saos, selai dan jem dalam botol. Jenis produk ini setelah dibuka biasanya tidak segera habis.
d)     Digunakan pada produk makanan yang mengandung bahan penstabil yaitu bahan untuk mengentalkan atau merekatkan suatu makanan yang dicampur dengan air misalnya sirup, saos tomat dan saos sambal. 
e)      Digunakan pada produk- produk pangan  mengandung  antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E, karena dapat mencegah lemak dan minyak di dalam sediaan makanan menjadi masam dan mencegah terjadinya bau yang tidak sedap atau tengik. Antioksidan ini juga digunakan untuk membuat warna isi buah-buahan yang siap dipotong menjadi tahan lama. Tanpa agen antioksidan, warna isi buah seperti  buah  apel dengan mudah berubah menjadi hitam dan pucat bila terkena udara.
7.      Langkah Memilih Makanan Yang Aman Untuk Konsumsi
Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui aman atau tidaknya suatu produk makanan, yaitu :
a.     Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya.
b.     Mencicipi rasanya. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.
c.     Perhatikan kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut sudah kadaluwarsa.
d.    Mencium aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
e.     Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.
f.      Kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Pada beberapa orang bahan pengawet tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi.
g.     Memastikan bahwa produk yang dikonsumsi telah terdaftar di BadanPengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam labelyang tertera di kemasannya.
h.     Kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet.

C.    METODELOGI
1.      Studi Literatur
Dalam melakukan analasis penggunaan asam benzoat pada produk makanan dan minuman, saya menggunakan metode penelitian berupa studi literatur dengan menggambil 10 jurnal penelitian terkait judul saya yakni studi analisis penggunaan asam benzoat dan garamnya pada produk makanan dan minuman.
Jurnal yang saya gunakan sebagai studi literatur yakni 8 Jurnal analisis penggunaan senyawa benzoat pada produk makanan, 1 jurnal internasional mengenai Analisis benzoat dan asam sorbat dalam produk makanan dengan konsumsi hairan masyarakat Saudi, serta 1 jurnal mengenai pengaruh pengawet benzoat terhadap kerusakan ginjal.

D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil
Beberapa studi penelitian mengenai penggunaan asam benzoat dan garamnya terhadap produk makanan menunjukan bahwa semuanya menggunakan pengawet asam benzoat dengan kadar yang berbeda-beda setiap produk bahan makanan. Penelitian itu diantaranya :
a.       Skripsi berjudul Analisis Kadar Pengawet Natrium Benzoat Pada Saos Tomat Di Pasar Sekip Kota Palembang Dan Sumbangsihnya Pada Materi Zat AditifPada Makanan Di Kelas Viii Smp/Mts menunjukan bahwa Kadar natrium benzoat pada saos tomat yang beredar di pasar Sekip kota Palembang, kadarnya mulai dari rendah sampai lebih tinggi yaitu pada kisaran 0,073 - 12,008 dalam gr/kg bahan makanan. Dari 10 sampel yang diteliti ternyata 80% sampel saos tomat mengandung natrium benzoat melebihi batas maksimum yang tidak diperbolehkan dan 20% sampel saos tomat mengandung pengawet benzoat jauh lebih rendah dari kadar yang diperbolehkan sesuai dengan PermenkesRI No.1168/Menkes/Per/X/1999.
b.      Skripsi berjudul Analisis Bahan Pengawet Benzoat Secara Titrimetri Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Wilayah Kota Pekanbaru menunjukan bahwa : 1) Saos tomat yang beredar di kota Pekanbaru yang diteliti baik yang bermerek maupun yang tidak bermerek, semuanya mengandung pengawet benzoat yang ditunjukkan oleh uji positif pada uji kualitatif. 2) Hasil analisis terhadap penelitian ini adalah saos yang bermerek yang memiliki kadar benzoat di bawah standar boleh dikonsumsi dibandingkan dengan saos tomat yang tidak bermerek. Saos tomat yang bermerek mengandung pengawet benzoat lebih rendah dari batas maksimum kadar benzoat yang diperbolehkan. Sementara itu, 40% sampel saos tomat yang tidak bermerek mengandung benzoat melebihi batas maksimum. Kadar benzoat pada saos tomat berkisar antara 348,48- 1124,64 mg/kg.
c.       Jurnal Analisis Senyawa Benzoat Pada Saus Sambal Di Rumah Makan Ayam Goreng Cepat Saji Di Manado, menunjukan bahwa : 1) Saus sambal di rumah makan ayam goreng cepat saji di Manado mengandung senyawa benzoat. 2) Kadar benzoat pada saus sambal di rumah makan ayam goreng cepat saji di Manado adalah A : 0,411 g/kg ; B : 0,454 g/kg ; C : 0,336 g/kg ; D : 0,344 g/kg. Kadar tersebut tidak melebihi ambang batas penggunaan senyawa benzoat yang telah ditentukan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013.
d.      Skripsi Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Natrium Benzoat, Boraks Dan Formalin Dalam Berbagai Makanan Olahan Yang Terdapat Di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, menunjukan bahwa : 1) Kecap merk A, kecap merk B dan kecap merk C mengandung bahan pengawet natrium benzoat. 2) Berdasarkan uji kuantitatif kandungan natrium benzoat terdapat pada kecap merk A, kecap merk B, dan kecap merk C. Kecap merk A memiliki konsentrasi sebesar 660,79 mg/kg dengan standar deviasi 0,3699 sedangkan kecap merk B sebesar 1462,9 mg/kg dengan standar deviasi 0,4381 dan kecap merk C sebesar 1117,79 mg/kg dengan standar deviasi 0,2419, kandungan natrium benzoat dalam kecap ini tidak sesuai dengan persyaratan standar menteri kesehatan RI tentang bahan tambahan pangan, batas maksimum penggunaan natrium benzoat dalam kecap adalah 600 mg/kg.
e.       Jurnal Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri Ultraviolet, menunjukan bahwa : 1) Minuman ringan Merk A, B, C, D, dan E mengandung pengawet sintetik asam benzoat. 2) Kadar asam benzoat dalam minuman ringan Merk A (227,73 ± 11,07) mg/kg bahan; CV=7,26 %, Merk B (182,38 ± 6,50) mg/kg bahan; CV = 3,74 %, Merk C (259,52 ± 8,90) mg/kg bahan; CV=3,60%, Merk D (325,01 ± 14,66) mg/kg bahan; CV=5,48 %, Merk E (357,33 ± 11,83) mg/kg bahan; CV = 4,02 %. 3) Penggunaan asam benzoat dalam minuman ringan sesuai dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88, tidak melebihi batasan maksimal yang ditentukan yaitu sebesar 600 mg/kg bahan.
f.       Jurnal Identifikasi Dan Penetapan Kadar Asam Benzoat Pada Kecap Asin Yang Beredar Di Kota Manado , menunjukan : 1) Berdasarkan analisis secara kualitatif diketahui semua sampel produk kecap asin yang di teliti menggunakan asam benzoat sebagai bahan pengawet. 2) Kandungan asam benzoat dalam sampel produk kecap asin A, B, C, D yang di analisis secara kuantitatif sebagai berikut : 269.9 mg/kg, 278.3 mg/kg, 270.8 mg/kg, 268.3 mg/kg. Produk dinyatakan tidak melebihi ambang batas penggunaan asam benzoat yang telah di tentukan dalam Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg
g.      Jurnal Analisis Senyawa Benzoat Pada Kecap Manis Produksi Lokal Kota Manado, menunjukan bahwa : Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh Analisis kualitatif menunjukan semua sampel produk kecap manis yang diteliti menggunakan asam benzoatsebagai bahan pengawet. Kandungan asam benzoat dalam sampel produk kecap manis A, B, C, D yang di diteliti sebagai berikut : 12,26 mg/kg, 13,40 mg/kg, 13,16 mg/kg, 14,15 mg/kg. Produk dinyatakan tidak melebihi ambang batas penggunaan asam benzoat yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg.
h.      Jurnal Identifikasi Dan Penetapan Kadar Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat Produksi Lokal Yang Beredar Di Pasaran Kota Manado, menunjukan bahwa : 1) Sampel saus tomat produksi lokal yang beredar di pasaran Kota Manado positif menggunakan senyawa benzoat sebagai pengawet. 2) Dari keempat sampel saus tomat (A, B, C dan D) yang dianalisis diperoleh konsentrasi asam benzoat berturut-turut yaitu 0,219 g/kg, 1,028 g/kg, 1,197 g/kg, 0,690 g/kg. Terdapat dua sampel (B dan C) yang melebihi batas penggunaan.
i.        Dalam Journal Internasional yang berjudul Analisis benzoat dan asam sorbat dalam produk makanan dengan konsumsi hairan masyarakat Saudi, menunjukan : semua sampel jumlah pengawet yang terkandung dalam makanan kadarnya kurang dari batas yang telah ditentukan.Kecuali dalam proses pembuatan keju yang menggunakan kadar asam benzoat melebihi batas.
j.        Jurnal pengaruh pengawet benzoat terhadap kerusakan ginjal menunjukan bahwa Penggunaan benzoat harus sesuai dengan batas maksimum yang telah ditentukan yaitu 0-5 mg/kg berat badan pengkonsumsi jika berlebih maka akan menyebabkan efek negatif bagi organtubuh salah satunya adalah ginjal.
2.      Pembahasan :
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, semua produk baik saus tomat, kecap asin kecap manis, maupun minuman ringan  mengandung senyawa benzoat dengan kadar yang berbeda-beda disetiap produk. Dari 8 Penelitian mengenai analisis penggunaan asam benzoat terdapat 4 penelitian dengan jumlah sampel 17 sampel didapatkan bahwa produk makan tersebut mengandung senyawa benzoat yang sesuai aturan yang ada yakni < 600 mg/kg. Sementara 4 jurnal lainya dengan jumlah sampel 22  menunjukan 4 sampel masih dari bats maksimum sedangkan sisanya  18 sampel pemakaian atau penggunaan senyawa benzoatnya yang melebihi batas yang telah ditetukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg.Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Saudi berdasarkan jurnal internasional menunjukan penggunaan senyawa benzoat yang kurang dari batas yang telah ditentukan.
Penggunaan asam benzoat yang melebihi batas yang telah ditentukan serta konsumsi secra terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi dalam tubuh serta berakibat buruk bagi kesehatan misalnya berdampak pada kerusakan ginjal.

E.     KESIMPULAN
Asam benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan untuk digunakan pada makanan. Menurut Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaan asam benzoat pada minuman ringan dan kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah, saus, jelly, manisan dan agar adalah 1000 mg/kg (Anonim, 1988).
Penggunaan asam benzoat pada produk makanan hampir sebagian besar telah melebihi batas yang telah ditentukan, dan itu dapat berakibat buruk bagi kesehatan misalnya mengakibatkan kerusakan ginjal.


F.     SARAN
Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang menunjukan penggunaan kadar asam benzoat dalam produk makanan dan minuman yang melebihi batas penggunaan tentunya perlu mendapatkan perhatian khusus, terlebih pada instansi terkait seperti BPOM, Dinas Kesehatan, Pemerintah, hendaknya perlu meningkatkan pengawasan serta pemeriksaan produk-produk makanan yang mengandung bahan tambahan makan. Bagi Pabrik/ produsen tidak hanya mementingkan keuntunga tetapi juga kesehatan konsumen. Dan untuk masyarakat haruslah lebih cermat dalam memilih dan menentukan produk makan yang akan kita konsumsi


G.    REFERENSI
Dewi, Arfa. 2011. Analisis Bahan Pengawet Benzoat Secara Titrimetri Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Wilayah Kota Pekanbaru. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim RiauPekanbaru
Ika Purwaningsih, Ika. Dkk. 2016 Analisis Senyawa Benzoat Pada Saus Sambal Di Rumah Makan Ayam Goreng Cepat Saji  Di Manado. PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT  Vol. 5 No. 3 ISSN 2302 – 2493. Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115.
Irnawati, wahyu. Dkk. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalambeberapa Merk Dagang Minuman Ringansecara Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 2, 2012 : 111 – 118.
Kaunang, Jurike. Dkk. 2012. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat Produksi Lokal Yang Beredar Di Pasaran Kota Manado.
El-Ziney, Mohamed. 2009. GC-MS Analysis Of Benzoate And Sorbate In Saudi Dairy And Food Products With Estimation Of Daily Exposure. Department of Food Science and Human Nutrition, College of Agriculture and Veterinary Medicine, Qassim University. Journal ofFood Technology 7 (4): 127-134, 2009
Hilda,Nuwairy. 2015. Pengaruh Pengawet Benzoat Terhadap Kerusakan Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26). ISSN : 1693 – 1157
Sumarauw, Windi, Dkk. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Asam Benzoat Pada Kecap Asin Yang Beredar Di Kota Manado. PHARMACON  Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT  Vol. 2 No. 01     Februari 2013 ISSN 2302 - 2493
Taib, Muh. Dkk. 2014. Analisis Senyawa Benzoat Pada Kecap Manis Produksi Lokal Kota Manado. PHARMACON  Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT  Vol. 3 No. 1
Yulinda. 2015. Analisis Kadar Pengawet Natrium  Benzoat Pada  Saos Tomat Di Pasar Sekip Kota Palembang Dan Sumbangsihnya Pada Materi  Zat Aditif Pada Makanan Di Kelas Viii Smp/Mts. Skripsi. Prodi Pendidikan Biologi. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Maidah. 2015. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Natrium Benzoat,Boraks Dan Formalin Dalam Berbagai Makanan Olahan Yang Terdapat Di Lingkungan Sekolah Dasar KecamatanTamalanrea Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas HasanuddinMakassar.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar