Paper
ANALISIS STUDI
PENGGUNAAN ASAM BENZOAT DAN GARAMNYA
PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN
Dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Penyehatan Makanan dan Minuman
Disusun
O
L
L
E
H
FITRIYANTI KATILI
811
414 042
![]() |
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
NEGERI GORONTALO
2016
STUDI ANALISIS PENGGUNAAN
ASAM BENZOAT DAN GARAMNYA PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri
makanan diolah sedemikian rupa sehingga makanan dan minuman dapat disukai oleh
konsumen, salah satunya yaitu dengan menambahkan bahan kimia sebagai bahan
tambahan makanan (Wilga dalam Siaka, 2001).
Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau sering pula disebut Bahan
Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk
mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti dalam Kaunang, 2007).
Penambahan bahan tambahan dalam makanan harus memiliki dosis tertentu karena bahan
tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya kesehatan.
Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam
benzoat. Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena
kelarutannya lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat
yang banyak digunakan adalah natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat
menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Natrium benzoat bekerja efektif
pada pH 2,5-4 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat
asam (Winarno, 1980).
Selain itu menurut Cahyadi, 2009, Pengawet yang banyak dijual di
pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan pangan adalah benzoat,
yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang
bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai
pangan dan minuman, seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal,
selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain.
Asam benzoat merupakan salahsatu pengawet yang diizinkan
olehDepartemen Kesehatan untuk digunakanpada makanan. Menurut Permenkes
RINo.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaanasam benzoat pada minumanringan dan
kecap adalah 600 mg/kg,sedangkan pada sari buah, saus, jelly,manisan dan agar
adalah 1000 mg/kg(Anonim, 1988).
Karena sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan atau
pengawet makanan, maka tulisan ini saya susun untuk mengetahui apakah pemberian
bahan makanan tambahan yakni asam benzoat dan garamnya pada produk makanan dan
Minuman telah sesuai dengan peraturan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88
maupun Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013?
Hasil dari studi ini saya peroleh berdasarkan pada beberapa
penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai analisis penggunaan asam benzoat
dan garamnya pada produk makanan dan minuman.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Asam Benzoat
Asam benzoat, C7H6O2
(atauC6HCOOH), adalah padatan Kristal berwarna putih dan merupakan
asamkarboksilat aromatik yang palingsederhana. Nama asam ini berasaldari gum benzoin (getah kemenyan), yangdahulu
merupakan satu-satunya sumberasam benzoat. Asam lemah inibeserta garam
turunannya digunakansebagai pengawet makanan. Asam benzoate adalah prekursor
yang penting dalamsintesis banyak bahan-bahan kimialainnya(Hilda, Nuwairy. 2015).
Asam benzoat merupakan salahsatu pengawet yang diizinkan
olehDepartemen Kesehatan untuk digunakanpada makanan. Menurut Permenkes
RINo.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaanasam benzoat pada minumanringan dan
kecap adalah 600 mg/kg,sedangkan pada sari buah, saus, jelly,manisan dan agar
adalah 1000 mg/kg(Anonim, 1988).
Struktur kimia asam benzoat seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kimia asam
benzoat(Anonim, 1995)
2.
Sifat-Sifat Asam Benzoat
Sifat-sifat bahan pengawet meliputi sifat fisik dan sifat
kimiaterdapat pada tabel 2. (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_benzoat. Diakses
pada tanggal 01 Desember 2016).
Sifat-sifat bahan pengawet meliputi sifat fisik dan sifat
kimiaterdapat pada tabel 2.13 Sifat kimia antara lain struktur kimia dan
hargapKa yang spesifik untuk setiap jenis pengawet. Sedangkan sifat fisisantara
lain kelarutan, baik dalam air pada suhu 200C 0,3 g/100 mL,alkohol maupun
minyak. Besarnya kelarutan sangat dipengaruhi oleh suhu (Wisnu Cahyadi, op.cit,
h. 19).
Tabel 1 : Sifat-sifat asam benzoat
Sifat
|
Struktur
|
||
Rumus Molekul
|
C6H5COOH
|
Struktur Kristal
|
Monoklinik
|
Massa Molar
|
122,12
G/Mol
|
Bentuk Molekul
|
Planar
|
Penampilan Padatan
|
Kristal
Tak Berwarna
|
Momen
Dipol
|
1,72 D Dalam Dioksana
|
Densitas
|
1,32 G/Cm3
|
|
|
Titik
Leleh
|
122,4°C
(395 K)
|
|
|
Titik
Didih
|
249°C
(522 K)
|
|
|
Kelarutan
|
Dalamair Terlarutkan
(Airpanas) 3,4 G/L (25°C).
Kelarutandalamthf,
Etanol, Metanol THF
3,37 M, Etanol 2,52 M,
Metanol
2,82 M
|
|
|
3.
Garam Asam Benzoat
a.
Natrium benzoat
Natrium
Benzoatadalah salah satujenis bahan pengawet organik padamakanan, yakni merupakan garam atauester dari asam
benzoat (C6H5COOH).Natrium benzoat dikenal juga
dengannama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Natrium Berupa serbuk hablur
berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara. Mudah larut dalam air, agak
sukar larut dalam etanol danmudah larut dalam etanol 90%, kelarutan dalam air
pada suhu 25 sebesar 84,7% pada range pH 4,8 (Dewi, Arfa. 2011).
Menurut
Herliani (2010), manfaat penggunaan natrium benzoat yaitu :
1)
Untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada makanan dan minuman
sehingga makanan dan minuman menjadi lebih awet.
2)
Sebagai anti mikroorganisme
berperan dalam mengganggu permeabilitas
membran sel.
3)
Memperpanjang umur simpan
suatu makanan, senyawa ini sudah digunakan selama lebih dari 80 tahun oleh para
produsen makanan dan minuman untuk mengawetkan produk-produk mereka seperti
selai buah, kecap, margarin, mentega, jus buah, makanan ringan, saos tomat,
sirup dan lain sebagainya. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang digunakan
yaitu 0,15 - 0,25% (Wade,1994).
4)
Sebagai pengawet makanan
yang aman, pengawet ini mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap hewan dan
manusia. Karena hewan dan manusia mempunyai detoksifikasi benzoat yang
efisisen.
b. Kalium benzoat
Kalium
benzoat berupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Efektivitas
sebagaipengawet pada range pH 4,2 (Dewi, Arfa. 2011).
c.
Kalsium benzoat
Kalsium
benzoat berupa Berupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Dalam air pada
suhun 250C larut sebesar 40 g/L dengan efektivitas sebagai pengawet
padarange pH 4,2 (Dewi, Arfa. 2011).
4. Penggunaan Asam Benzoat Dan Garamnya Dalam Produk Makanan
Penggunaan pengawet Benzoat
dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri. Benzoat sejauh ini dideteksi
sebagai pengawet yang aman. Di AmerikaSerikat, benzoat termasuk senyawa kimia
pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally Recognized as Safe (GRAS).
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan, sering
digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Batas
penggunaan benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat,
sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk
negara-negara Eropa batas benzoate berkisar antara 0,015-0,5%. Sedangkan di
Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/Menkes/Per/X/1999 batas maksimal
penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam
benzoat setiap 1 kg bahan makanan(Hilda, Nuwairy. 2015).
Penggunaan asam benzoat
padaproduk pangan antara lain pada minumanbuah-buahan segar, squash
buah-buahan,sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, citarasa buah-buahan
imitasi, kecap, acartimun botol, margarin, selai dan saus.Sedangkan Kalium
benzoat dan sodiumbenzoat biasa digunakan pada margarin,selai nanas, apriket
yang dikeringkan, jelli,sirup, saus tomat, anggur, dan minumanberalkohol
lainnya. Sodium benzoat jugadigunakan dalam pembuatan obat dengantujuan
pemeliharaan (batas atas 0,1%dalam larutan obat) dan mengobati carahidup dalam
perlakuan dari pasien denganperedaran urea enzymopathies(Hilda, Nuwairy. 2015).
Efektifitas (daya guna)
asambenzoat berkurang jika makananmengandung lemak. Efektifitas benzoate bertambah
jika bahan banyak mengandunggaram dapur (NaCl) dan gula pasir.Penambahan
senyawa belerang (SO5) atausenyawa sulfit (SO3-2
) dan gas karbon(CO) dapat meningkatkan efektifitassenyawa benzoat dalam
menghambatpertumbuhan mikroba. Senyawa benzoate
dapat digunakan pada makanan danminuman pada konsentrasi 400 sampai1000 mg per
kg bahan (Hilda, Nuwairy. 2015).
Karena kelarutan garamnya
lebih besar,maka biasa digunakan dalam bentuk garamnya (natrium benzoat).
Sementaraitu dalam bahan makanan yang bersifat asam, garam benzoat akan
menjadibentuk efektifnya yaitu natrium benzoat. Sedangkan dalam bahan,
garambenzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang
tidakterdisosiasi. (Abdul Rahman Sumantri, Analisis Makanan, UGM-Press,
Yogyakarta, 2007, h).
Standar mengkonsumsi
pengawetbenzoat menurut BPOM No.36 Tahun2013 adalah 0-5 mg/kg berat badan,
jikamelebihi dari ketentuan yang telahditetapkan maka akan menimbulkan
efeknegatif bagi organ tubuh salah satunyaadalah pada ginjal, penggunaan
pengawetbenzoat ini dalam jangka panjang dapatmerusak sel darah, maka apabila
tekanandarah menurun maka fitrasi / penyaringanmenurun sehingga proses
pengeluaran urinmenjadi sedikit, jika dibiarkan maka racunyang tidak dapat
dikeluarkan melalui urindapat bertumpuk pada ginjal danmenyebabkan gangguan
pada ginjal (Hilda, Nuwairy. 2015).
5.
Dampak Asam Benzoat Dan
Turunannya Terhadap Kesehatan
Benzoat dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan
sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana
vitamin C (ascorbic acid) yang
ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat
menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan
kanker (Hilda, Nuwairy. 2015).
Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping
berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya
cairan di dalam tubuh dan bisa juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat
bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium (Hilda, Nuwairy.
2015).
Bisa juga naiknya tekanan darahsebagai akibat bertambahnya volume
plasma lantaran pengikatan air olehnatrium.Efek asam benzoat dan garamnya (Ca,
K dan Na) terhadapkesehatan : di dalam tubuh metabolisme bahan pengawet
meliputi duatahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzimsyntetasedan pada
reaksikedua dikatalisis oleh enzimacytransferase. Asam hipurat yang terdapat dalam
hati, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi dalam tubuh tidakterjadi
penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidakdiekskresi sebagai asam
hipurat dihilangkan toksisitasnya berkonjugasidengan asam glukoronat dan
diekskresi melalui urin (Hilda, Nuwairy. 2015).
Pada penderia asma sangat sensitif terhadap asam benzoat jika
dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung. Pada penderita asma dan
orang yang menderita urticarial sangat sensitive terhadap asam benzoat, jika
dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung (Cahyadi, 2006).
Di Malaysia terjadi kasus tertinggi kandungan natrium benzoat
didalam produk olahan makanan saus tomat secara berlebihan dapat menyebabkan
kram perut, mengalami lelah dan penyakit kulit, penyakit kanker dan dapat
merusak sistem saraf (Awang, 2003).
Beberapa penelitian mengenai dampak asam benzoat dan turunnanya
terhadap kesehatan :
a. Penelitian yang dilakukan oleh Wileydan Bigelow (1908)
menunjukkan bahwa pemberian 1000,1500,2000,2500mg/ hari asam benzoat
masing-masing selama 5 hari pada manusia menyebabkan terjadinya perasaan tidak
nyaman dan malaise (mual, sakit kepala, kelemahan, rasa terbakar di perut, dan
iritasi oesophagus).
b. Hayun dkk (2004) menyatakan bahwa minuman ringan berkarbonasi
mengandung asam benzoat. Kandungan asam benzoate dalam minuman ringan
berkarbonasi masih di bawah batasan maksimal penggunaan asam benzoat yang
ditetapkan. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat
sensitive terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan
mengiritasi lambung (Cahyadi, 2009).
c. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi
alergi dan penyakit saraf. Kasus alergi belakangan ini dilaporkan semakin
meningkat setiap tahunnya. Prof. DRDr. Heru Sundaru, SpPD-KAI, Kepala Divisi
Alergi FKUI/RSCM Jakarta, mengatakan bahwa pada tahun 2005 jumlah penduduk
dunia yang mengalami alergi sebanyak 22%. Data itu dikemukakan oleh badan
kesehatan dunia World Allergy Organization (WAO). Dari jumlah tersebut, alergi
dinegara maju mencapai 40%. Sedangkan beberapa penelitian di Indonesia
menunjukkan angka yang belum pasti namun selalu meningkat setiap
tahunnya.(myhealthylife.wordpress.com, 2008 ).
d. Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit
Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Menurut Peneliti Lembaga Konsumen
Jakarta (LKJ) Nurhasan menyatakan terdapat 350 pasien penderita penyakit lupus
padatahun 2009 yang berobat di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung dan ditemukan
80% pasien lupus tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman
kemasan yang kaya akan pengawet.
e. Dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University diInggris
terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan
bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh
PetePiper (professor bidang biologi molekuler dan bioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak
1999 .
f. Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat
yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif,
sawan, kencing terus- menerus dan penurunan berat badan.
6.
Karakteristik Makanan Yang Mengandung Pengawet Natrium
Benzoat Yaitu :
Menurut
Buckle (1985).
a.
Memberikan kesan aroma fenol
yaitu aroma obat cair.
b.
Ada zat pewarna.
c.
Berasa payau atau asin.
d.
Pada pemanasan yang tinggi
akan meleleh dan mudah terbakar.
e.
Menghasilkan zat asam.
Selain itu menurut Cahyadi (2009), jenis makanan yang menggunakan
kandungan natrium benzoat yaitu :
a)
Bahan makanan benzoat sering
digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah,
minuman ringan, saos tomat, saos sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan
lain-lain.
b)
Digunakan untuk produksi
minuman ringan (softdrink) biasanya lebih banyak memberikan suatu cita rasa
asam yang dapat menyegarkan saat dikonsumsi, bersifat menghilangkan rasa haus,
dan mempunyai efek untuk menyembuhkan.
c)
Digunakan oleh produk-produk pangan yang awet lebih dari
setahun meskipun disimpan pada suhu kamar. Misalnya kecap, sambal, saos, selai
dan jem dalam botol. Jenis produk ini setelah dibuka biasanya tidak segera
habis.
d) Digunakan pada produk makanan yang mengandung bahan penstabil
yaitu bahan untuk mengentalkan atau merekatkan suatu makanan yang dicampur
dengan air misalnya sirup, saos tomat dan saos sambal.
e)
Digunakan pada produk-
produk pangan mengandung antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E,
karena dapat mencegah lemak dan minyak di dalam sediaan makanan menjadi masam
dan mencegah terjadinya bau yang tidak sedap atau tengik. Antioksidan ini juga
digunakan untuk membuat warna isi buah-buahan yang siap dipotong menjadi tahan
lama. Tanpa agen antioksidan, warna isi buah seperti buah
apel dengan mudah berubah menjadi hitam dan pucat bila terkena udara.
7.
Langkah Memilih Makanan Yang
Aman Untuk Konsumsi
Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui aman atau tidaknya
suatu produk makanan, yaitu :
a. Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda
dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok
ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga
dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging
segarnya.
b. Mencicipi rasanya. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam,
semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.
c. Perhatikan kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau
malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah
berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan
tersebut sudah kadaluwarsa.
d. Mencium aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut
sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
e. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan
bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.
f.
Kriteria aman itu
bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Pada
beberapa orang bahan pengawet tertentu dapat menimbulkan reaksi alergi.
g. Memastikan bahwa produk yang dikonsumsi telah terdaftar di
BadanPengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam labelyang
tertera di kemasannya.
h. Kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan
pengawet.
C. METODELOGI
1. Studi Literatur
Dalam melakukan analasis
penggunaan asam benzoat pada produk makanan dan minuman, saya menggunakan
metode penelitian berupa studi literatur dengan menggambil 10 jurnal penelitian
terkait judul saya yakni studi analisis penggunaan asam benzoat dan garamnya
pada produk makanan dan minuman.
Jurnal yang saya gunakan
sebagai studi literatur yakni 8 Jurnal analisis penggunaan senyawa benzoat pada
produk makanan, 1 jurnal internasional mengenai Analisis benzoat dan asam sorbat
dalam produk makanan dengan konsumsi hairan masyarakat Saudi, serta 1 jurnal
mengenai pengaruh pengawet benzoat terhadap kerusakan ginjal.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Beberapa studi penelitian
mengenai penggunaan asam benzoat dan garamnya terhadap produk makanan
menunjukan bahwa semuanya menggunakan pengawet asam benzoat dengan kadar yang
berbeda-beda setiap produk bahan makanan. Penelitian itu diantaranya :
a.
Skripsi berjudul Analisis
Kadar Pengawet Natrium Benzoat Pada Saos Tomat Di Pasar Sekip Kota Palembang
Dan Sumbangsihnya Pada Materi Zat AditifPada Makanan Di Kelas Viii Smp/Mts
menunjukan bahwa Kadar natrium benzoat pada saos tomat yang beredar di pasar
Sekip kota Palembang, kadarnya mulai dari rendah sampai lebih tinggi yaitu pada
kisaran 0,073 - 12,008 dalam gr/kg bahan makanan. Dari 10 sampel yang diteliti
ternyata 80% sampel saos tomat mengandung natrium benzoat melebihi batas
maksimum yang tidak diperbolehkan dan 20% sampel saos tomat mengandung pengawet
benzoat jauh lebih rendah dari kadar yang diperbolehkan sesuai dengan
PermenkesRI No.1168/Menkes/Per/X/1999.
b.
Skripsi berjudul Analisis Bahan Pengawet Benzoat Secara Titrimetri
Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Wilayah Kota Pekanbaru menunjukan bahwa : 1) Saos
tomat yang beredar di kota Pekanbaru yang diteliti baik yang bermerek maupun
yang tidak bermerek, semuanya mengandung pengawet benzoat yang ditunjukkan oleh
uji positif pada uji kualitatif. 2) Hasil analisis terhadap penelitian ini
adalah saos yang bermerek yang memiliki kadar benzoat di bawah standar boleh
dikonsumsi dibandingkan dengan saos tomat yang tidak bermerek. Saos tomat yang
bermerek mengandung pengawet benzoat lebih rendah dari batas maksimum kadar
benzoat yang diperbolehkan. Sementara itu, 40% sampel saos tomat yang tidak
bermerek mengandung benzoat melebihi batas maksimum. Kadar benzoat pada saos
tomat berkisar antara 348,48- 1124,64 mg/kg.
c.
Jurnal Analisis
Senyawa Benzoat Pada Saus Sambal Di Rumah Makan Ayam Goreng Cepat Saji Di
Manado, menunjukan bahwa : 1) Saus sambal di rumah makan ayam goreng cepat saji
di Manado mengandung senyawa benzoat. 2) Kadar benzoat pada saus sambal di
rumah makan ayam goreng cepat saji di Manado adalah A : 0,411 g/kg ; B : 0,454
g/kg ; C : 0,336 g/kg ; D : 0,344 g/kg. Kadar tersebut tidak melebihi ambang
batas penggunaan senyawa benzoat yang telah ditentukan dalam Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013.
d.
Skripsi Analisis
Kualitatif Dan Kuantitatif Natrium Benzoat, Boraks Dan Formalin Dalam Berbagai
Makanan Olahan Yang Terdapat Di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Tamalanrea
Kota Makassar, menunjukan bahwa : 1) Kecap merk A, kecap merk B dan kecap merk
C mengandung bahan pengawet natrium benzoat. 2) Berdasarkan uji kuantitatif
kandungan natrium benzoat terdapat pada kecap merk A, kecap merk B, dan kecap
merk C. Kecap merk A memiliki konsentrasi sebesar 660,79 mg/kg dengan standar
deviasi 0,3699 sedangkan kecap merk B sebesar 1462,9 mg/kg dengan standar
deviasi 0,4381 dan kecap merk C sebesar 1117,79 mg/kg dengan standar deviasi
0,2419, kandungan natrium benzoat dalam kecap ini tidak sesuai dengan
persyaratan standar menteri kesehatan RI tentang bahan tambahan pangan, batas
maksimum penggunaan natrium benzoat dalam kecap adalah 600 mg/kg.
e.
Jurnal Penetapan
Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara
Spektrofotometri Ultraviolet, menunjukan bahwa : 1) Minuman ringan Merk A, B,
C, D, dan E mengandung pengawet sintetik asam benzoat. 2) Kadar asam benzoat
dalam minuman ringan Merk A (227,73 ± 11,07) mg/kg bahan; CV=7,26 %, Merk B
(182,38 ± 6,50) mg/kg bahan; CV = 3,74 %, Merk C (259,52 ± 8,90) mg/kg bahan;
CV=3,60%, Merk D (325,01 ± 14,66) mg/kg bahan; CV=5,48 %, Merk E (357,33 ±
11,83) mg/kg bahan; CV = 4,02 %. 3) Penggunaan asam benzoat dalam minuman
ringan sesuai dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88, tidak melebihi
batasan maksimal yang ditentukan yaitu sebesar 600 mg/kg bahan.
f.
Jurnal Identifikasi Dan Penetapan Kadar Asam Benzoat Pada Kecap Asin Yang
Beredar Di Kota Manado , menunjukan : 1) Berdasarkan
analisis secara kualitatif diketahui semua sampel produk kecap asin yang di
teliti menggunakan asam benzoat sebagai bahan pengawet. 2) Kandungan asam
benzoat dalam sampel produk kecap asin A, B, C, D yang di analisis secara
kuantitatif sebagai berikut : 269.9 mg/kg, 278.3 mg/kg, 270.8 mg/kg, 268.3
mg/kg. Produk dinyatakan tidak melebihi ambang batas penggunaan asam benzoat
yang telah di tentukan dalam Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg
g.
Jurnal Analisis Senyawa
Benzoat Pada Kecap Manis Produksi Lokal Kota Manado, menunjukan bahwa : Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh Analisis kualitatif menunjukan semua sampel
produk kecap manis yang diteliti menggunakan asam benzoatsebagai bahan
pengawet. Kandungan asam benzoat dalam sampel produk kecap manis A, B, C, D
yang di diteliti sebagai berikut : 12,26 mg/kg, 13,40 mg/kg, 13,16 mg/kg, 14,15
mg/kg. Produk dinyatakan tidak melebihi ambang batas penggunaan asam benzoat
yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg.
h.
Jurnal Identifikasi Dan
Penetapan Kadar Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat Produksi Lokal Yang Beredar Di
Pasaran Kota Manado, menunjukan bahwa : 1) Sampel saus tomat produksi lokal
yang beredar di pasaran Kota Manado positif menggunakan senyawa benzoat sebagai
pengawet. 2) Dari keempat sampel saus tomat (A, B, C dan D) yang dianalisis
diperoleh konsentrasi asam benzoat berturut-turut yaitu 0,219 g/kg, 1,028 g/kg,
1,197 g/kg, 0,690 g/kg. Terdapat dua sampel (B dan C) yang melebihi batas
penggunaan.
i.
Dalam Journal Internasional
yang berjudul Analisis benzoat dan asam sorbat dalam produk makanan dengan
konsumsi hairan masyarakat Saudi, menunjukan : semua sampel jumlah pengawet
yang terkandung dalam makanan kadarnya kurang dari batas yang telah ditentukan.Kecuali
dalam proses pembuatan keju yang menggunakan kadar asam benzoat melebihi batas.
j.
Jurnal pengaruh pengawet
benzoat terhadap kerusakan ginjal menunjukan bahwa Penggunaan benzoat harus
sesuai dengan batas maksimum yang telah ditentukan yaitu 0-5 mg/kg berat badan
pengkonsumsi jika berlebih maka akan menyebabkan efek negatif bagi organtubuh
salah satunya adalah ginjal.
2.
Pembahasan :
Berdasarkan beberapa
penelitian diatas, semua produk baik saus tomat, kecap asin kecap manis, maupun
minuman ringan mengandung senyawa
benzoat dengan kadar yang berbeda-beda disetiap produk. Dari 8 Penelitian
mengenai analisis penggunaan asam benzoat terdapat 4 penelitian dengan jumlah
sampel 17 sampel didapatkan bahwa produk makan tersebut mengandung senyawa
benzoat yang sesuai aturan yang ada yakni < 600 mg/kg. Sementara 4 jurnal lainya
dengan jumlah sampel 22 menunjukan 4
sampel masih dari bats maksimum sedangkan sisanya 18 sampel pemakaian atau penggunaan senyawa
benzoatnya yang melebihi batas yang telah ditetukan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/PER/IX/88 yaitu 600 mg/kg.Sementara
itu, penelitian yang dilakukan di Saudi berdasarkan jurnal internasional
menunjukan penggunaan senyawa benzoat yang kurang dari batas yang telah
ditentukan.
Penggunaan asam benzoat yang
melebihi batas yang telah ditentukan serta konsumsi secra terus menerus dapat
mengakibatkan akumulasi dalam tubuh serta berakibat buruk bagi kesehatan
misalnya berdampak pada kerusakan ginjal.
E. KESIMPULAN
Asam benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan oleh
Departemen Kesehatan untuk digunakan pada makanan. Menurut Permenkes RI
No.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaan asam benzoat pada minuman ringan dan
kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah, saus, jelly, manisan dan agar
adalah 1000 mg/kg (Anonim, 1988).
Penggunaan asam benzoat pada produk makanan hampir sebagian besar
telah melebihi batas yang telah ditentukan, dan itu dapat berakibat buruk bagi
kesehatan misalnya mengakibatkan kerusakan ginjal.
F. SARAN
Berdasarkan hasil beberapa
penelitian yang menunjukan penggunaan kadar asam benzoat dalam produk makanan
dan minuman yang melebihi batas penggunaan tentunya perlu mendapatkan perhatian
khusus, terlebih pada instansi terkait seperti BPOM, Dinas Kesehatan, Pemerintah,
hendaknya perlu meningkatkan pengawasan serta pemeriksaan produk-produk makanan
yang mengandung bahan tambahan makan. Bagi Pabrik/ produsen tidak hanya
mementingkan keuntunga tetapi juga kesehatan konsumen. Dan untuk masyarakat
haruslah lebih cermat dalam memilih dan menentukan produk makan yang akan kita
konsumsi
G. REFERENSI
Dewi, Arfa. 2011. Analisis Bahan Pengawet Benzoat Secara
Titrimetri Pada Saos Tomat Yang Beredar Di Wilayah Kota Pekanbaru. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
RiauPekanbaru
Ika Purwaningsih, Ika. Dkk.
2016 Analisis Senyawa Benzoat Pada Saus
Sambal Di Rumah Makan Ayam Goreng Cepat Saji
Di Manado. PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 ISSN 2302 – 2493. Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115.
Irnawati, wahyu. Dkk. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalambeberapa
Merk Dagang Minuman Ringansecara Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal
Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 2, 2012 : 111 – 118.
Kaunang, Jurike. Dkk. 2012. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Pengawet
Benzoat Pada Saus Tomat Produksi Lokal Yang Beredar Di Pasaran Kota Manado.
El-Ziney, Mohamed. 2009. GC-MS Analysis Of Benzoate And Sorbate In
Saudi Dairy And Food Products With Estimation Of Daily Exposure. Department
of Food Science and Human Nutrition, College of Agriculture and Veterinary
Medicine, Qassim University. Journal ofFood Technology 7 (4): 127-134, 2009
Hilda,Nuwairy. 2015. Pengaruh Pengawet Benzoat Terhadap Kerusakan
Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26). ISSN : 1693 – 1157
Sumarauw, Windi, Dkk. 2013. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Asam
Benzoat Pada Kecap Asin Yang Beredar Di Kota Manado. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493
Taib, Muh. Dkk. 2014. Analisis Senyawa Benzoat Pada Kecap Manis
Produksi Lokal Kota Manado. PHARMACON
Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 3 No. 1
Yulinda. 2015. Analisis Kadar Pengawet Natrium Benzoat Pada
Saos Tomat Di Pasar Sekip Kota Palembang Dan Sumbangsihnya Pada
Materi Zat Aditif Pada Makanan Di Kelas
Viii Smp/Mts. Skripsi. Prodi Pendidikan Biologi. Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.
Maidah. 2015. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Natrium
Benzoat,Boraks Dan Formalin Dalam Berbagai Makanan Olahan Yang Terdapat Di
Lingkungan Sekolah Dasar KecamatanTamalanrea Kota Makassar. Skripsi. Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
HasanuddinMakassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar