Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia
Dalam rangka memenuhi tugas Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kelas : A
Anggota kelompok:
1. Apriyanto Amuda NIM : 8114140
2. Fitriyanti Katili NIM : 811414042
3. Gladys Monica Hanafi NIM : 811414051
Dosen Pengajar
Lia Amalia S.Km M.Kes
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLARAGAAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Sejarah Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia. Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar IKM dan untuk mengetahui dan mempelajari tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman terutama dosen pengajar (Ibu Lia Amalia S.Km M.Kes) untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya, terutama bagi kami penyusun makalah ini.
Gorontalo, 10 Oktober 2014 Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………… ……... 1
C. Tujuan ……………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat…………………….. 2
B. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia….… ………4
C. Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Dunia…6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………. 11
B. Saran……………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Masyarakat adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Baik itu kesehatan maupun masyarakat keduanya saling terintegritas dalam satu kesatuan kehidupan, sebab kesehatan merupakan suatu kondisi penentu masyarakat dalam menangani masalah kesehariannya. Karena kesehatan masyarakat dirasakan sangat penting, maka telah ada suatu disiplin ilmu dan bukan hanya ilmu melainkan juga seni yang dikenal sebagai Ilmu Kesehatan Masyarakat. Suatu ilmu pengetahuan baik sosial maupun alam tentunya mempunyai sejarah munculnya dan perkembangannya. Begitupun dengan ilmu kesehatan masyarakat yang mempunyai suatu rentetan sejarah panjang kehidupan manusia dengan lingkungannya, dimana perkembangannya di seluruh dunia terkait satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat ?
2. Bagaiman Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia ?
3. Bagaimana Periode-Periode Perkembangan Kesehata Masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia.
3. Untuk Mengetahui Periode-Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Amor Charles Edward Amory Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
a. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
b. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
c. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
d. Kesehatan Lingkungan.
e. Gizi Masyarakat.
f. Kesehatan Kerja.
g. Epidemiologi.
Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
1) Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2) Perbaikan sanitasi lingkungan
3) Perbaikan lingkungan pemukiman
4) Pemberantasan Vektor
5) Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7) Pembinaan gizi masyarakat
8) Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
9) Pengawasan Obat dan Minuman
10) Pembinaan Peran Serta Masyarakat
B. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dunia
Sejarah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan.
Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut, akhirnya muncul dua aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan diantaranya :
1. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun sosial.
2. Kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para petugas
kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya.Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi
individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara holistik atau keseluruhan.
C. Periode-Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Dunia
Sejarah panjang perkembangan kesehatan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya ilmu pengetahuan saja melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern.
Oleh sebab itu, akan sedikit diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre-scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu berkembang (scientific period).
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut tercatat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.
Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latri umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak enak dan pandangan yang tidak menyedapkan.
Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu dengan alasan bahwa minum air kali yang mengalir sudah kotor itu terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984).
Dari dokumen lain tercatat bahwa pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatatkan
pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya, dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan bau, dan sebagainya.
Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman (public bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya (Hanlon, 1974).
Kemudian pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7 kesehatan masyarakat makin dirasakan kepentingannya karena berbagai macam penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi.
Penyakit kolera telah tercatat sejak abad ke-7 menyebar dari Asia khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan ke Afrika. India disebutkan sejak abad ke-7 tersebut telah menjadi pusat endemi kolera.
Disamping itu lepra juga telah menyebar mulai dari Mesir ke Asia Kecil dan Eropa melalui para emigran.
Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan endemi penyakit-penyakit tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah lingkungan, terutama hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran manusia (latrin), pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat, di China dan India. Pada tahun 1340 tercatat 13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes.
Menurut catatan, jumlah meninggal karena wabah pes di seluruh dunia waktu itu mencapai lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu disebut “the Black Death”. Keadaan atau wabah penyakit-penyakit menular ini berlangsung sampai menjelang abad ke-18. Disamping wabah pes, wabah kolera dan tipus masih berlangsung.
Telah tercatat bahwa pada tahun 1603 lebih dari 1 diantara 6 orang meninggal, dan pada tahun 1663 sekitar 1 diantara 5 orang meninggal karena penyakit menular. Pada tahun 1759, 70.000 orang penduduk kepulauan Cyprus
meninggal karena penyakit menular. Penyakit-penyakit lain yang menjadi wabah pada waktu itu antara lain difteri, tipus, disentri dan sebagainya.
Dari catatan-catatan tersebut di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran-penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat, namun upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan oleh orang pada zamannya.
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah kesehatan khususnya penyakit hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis yang sempit, maka mulai abad ke-19 masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks. Oleh sebab itu pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral.
Penyakit-penyakit yang muncul pada abad ilmu pengetahuan bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinvektans.Louis Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi dan William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.
Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini.
Edwin Chadwich seorang pakar sosial (social scientist) sebagai ketua komisi ini akhirnya melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut : Masyarakat hidup di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk
berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoa. Disamping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak mampu membeli makanan yang bergizi.
Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan sahih. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk (masyarakat).
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran.
Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat.
Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran / kesehatan.
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota, seperti Baltimor telah
terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818, dan sebagainya.
Tahun 1972 dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika ( American Public Health Association )
Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah di kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Kesehatan Masyarakat tidak hanya ada ataupun diterapkan dimasa sekarang (yang dikenal periode ilmu penegetahuan), tetapi telah ada sejak dulu mulai dari abad pertama (sebelum periode ilmu pengetahuan). Walaupun pada zaman dahulu (sebelum ilmu pengetahuan berkembang) pelaksanaan kesehatan masyarakat di terapkan bukan hanya semata-mata karena sehat itu adalah hal yang sangat penting, melaikan hal-hal yang lain. Seperti karena hal estetika (keindahan), peraturan-peraturan kesehatan memberikan keuntungan berupa pajak, dan hal lainnya. Dan pada zaman itupun pemecahan terhadap masalah kesehatan belum sepenuhnnya dilakukan. Tetapi dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu kesehatan masyarakat mulai mempunyai dampak positif dalam menangani masalah kesehatan. Diantarannya telah ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Selain itu telah didirikan departemen/ lembaga dan sekolah kesehatan diberbagai dunia.
B. Saran
Perkembangan ilmu kesehatan di dunia memberikan pengetahuan kepada kita tentang cara menangani masalah kesehatan masyarakat dimasa lampau agar kita bisa menerapkannya dimasa kini dengan penanganan yang lebih baik, baik dibidang promosi kesehatan, gizi kesehatan , dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahit, Iqbal. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Salemba Medika.
Waluyo, Lud.2011.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Alamsyah, Dedi dan Muliawati, Ratna. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Nuha Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 . Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, ilmu dan seni. Ed Revisi 2011. Jakarta: Rineka Cipta.
http://adhim-liem.blogspot.com/2013/06/sejarah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html http://ridchoandrian.blogspot.com/2013/03/sejarah-ilmu-kesehatan-masyarakat.html