Minggu, 18 Oktober 2015

contoh laporan praktikum biokimia. Pengaruh Amilase Saliva Terhadap Amilum



PRAKTIKUM 4
ENZIM

A.    Judul
Pengaruh Amilase Saliva Terhadap Amilum

B.     Tujuan Praktikum
-          Memahami kinetika enzim.
-          Memahami manfaat enzim dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam membantu menegakkan diagnosa
-          Mengetahui kerja enzim pada air liur

C.    Dasar Teori
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya.
Seluruh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim, enzim disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respiasi, pertumbuhan, perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen, pembentukan urin, dan lain-lain.
Seperti molekul protein lainnya, sifat biologis enzim sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor fisika-kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain suhu Di samping itu, kecepatan reaksi enzimatik dipengaruhi pula oleh konsentrasi enzim maupun substratnya (Diery-defa.blogspot, 2012).
Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α. Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan (Rifnotes.blogspot, 2013).
Percobaan enzim amilase ini adalah suatu bentuk analisis yang ditujukan untuk mengetahui aktivitas enzim. amilase adalah sebuah enzim yang berfungsi untuk memecahkan ikatan glikosidik yang dimiliki oleh poliskarida, ikatan glikosidik yaitu ikatan khas yang terdapat pada karbohidrat (monosakarida, disakarida , dan polisakarida), dengan perombakan oleh amilase suatu bentuk polisakarida dapat dirubah menjadi bentuk intermedietnya yaitu disakarida.
Amilase dapat dihasilkan di beberapa kelenjar eksokrin didalam tubuh, diantaranya air liur, pankeras, dll. Prinsip kerja praktikum kerja enzim amilum ini adalah komparasi kerja enzim yang diberi perlakuan termal yaitu dengan pemanasan dengan enzim yang tanpa pemanasan, dan dalam pengamatannya perlakuan iod sebagai indikator pengaruh suhu terhadap kerja enzim setiap interval 5 menit sekali
(Murray, RK. 2009).
Ada dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1. Teori kunci dan gembok
Teori ini diusulkan oleh Enul Fischer pada tahun 1894. Menurut teori ini, enzim bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
2. Teori ketepatan induksi
Teori ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang spesifik melainkan struktuk yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain
(Poedjiadi, a., 2006).

D.    Alat dan Bahan
1.      Alat
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Tabung reaksi
Sebagai tempat larutan atau zat cair
2.
Pipet tetes
Untuk mengambil larutan dalan jumlah kecil
3.
Hot Plate
Untuk memanaskan aquadest
4.
Plat
Tempat larutan
5.
Beaker Glass
Untuk menyimpan saliva
6.
Stopwatch
Untuk menghitung waktu








2.      Bahan
No
Nama
Gambar

Fungsi
1.
Saliva
Sebagai objek pengamatan
2.
Larutan Buffer PH 6,7
Sebagai objek pengamatan
3.
Larutan iodium
Sebagai objek pengamatan
4.
Larutan NaCl 1%
Sebagai objek pengamatan


E.     Prosedur Kerja
1.        Pengumpulan Saliva
a.       Membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan dan untuk menghilangkan asam dengan berkumur
b.      Mengisi kembali mulut sampai penuh dengan aquadest. Kemudian berkumur kembali dan memutar mutarkan lidah selama 5 menit kemudian tampung sejumlah 10-15 ml
2.      Percobaan Pengaruh Amilase Terhadap Amilum
a.       Menambah 10-15 ml larutan amilum, larutan buffer PH 6,7 dan sedikit larutan NaCl 1% kemudian mendidihkan
b.      Memasukan larutan amilum di atas (butir-1) ke dalam gelas beaker kemudian menambahkan 10 ml saliva (butir-2) dan mencampurkan
c.       Mengambil 10 tabung reaksi dan memberi nomor 1-10, dan ke dalamnya memasukkan masing-masing 1 ml larutan campuran, amilum-saliva (butir-2)

d.      Kepada tabung no 1 menmbahkan 1-2 tetes larutan iodium dan mencatat warnannya
e.       Meneteskan larutan lugol pada setiap tabung dengan interval waktu 30 detik dan mencatat warnanya












F.     Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dalam praktikum ini diperoleh hasil sebagai berikut :

No
Waktu (Menit)
Perubahan Warna
Keterangan
1.
0 Menit
Hitam

2.
2 Menit
Hitam

3.
4 Menit
Hitam

4.
6 Menit
Biru Kehitaman

5.
8 Menit
Biru Kehitaman

6.
10 Menit
Biru Kehitaman

7.
12 Menit
Kuning Kehitaman

8.
14 Menit
Kuning Kehitaman

9.
16 Menit
Kuning Kehitaman

10.
18 Menit
Kuning

11.
20 Menit
-


G.    Pembahasan
Dari tabel pengamatan, terlihat bahwa Pada menit-menit awal, percernaan amillum oleh saliva ini masih belum sempurna ditandai dengan masih terbentuknya warna kehitaman pada plat tetes yang ditetesi lugol dan menandakan bahwa masih ada kandungan amillum dalam objek yang diamati sekaligus menanadakan kerja saliva yang belum sempurna. Kemudian  pada menit ke 6 telah terjadi perubahan warna dari hitam menjadi biru kehitaman, hal ini terjadi karena tidak adanya enzim amilase sehingga amilum tidak terhidrolisis dan membentuk kompleks dengan iodium . kemudian pada menit ke 12 larutan berubah warna dari biru ke hitaman menjadi kuning kehitaman, hal ini di karenakan amilum berikatan dengan iodium. Pada menit ke 18  telah mencapai titik akromatid yaitu terjadi perubahan warna dari warna kuning kehitaman berubah menjadi warna kuning (warna lugol), Pada keadaan ini enzim telah berikatan sepenuhnya dengan substrat yaitu amilum sehingga iodium tidak mempunyai tempat lagi untuk bereaksi dengan enzim yaitu amilase dan warna yang dihasilkan kuning.

H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya kerja enzim. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.

I.       Saran
Menurut kami praktikum ini sudah berjalan dengan baik. Dan diharapkan alat dan bahan ditambah kualitas dan kuantitasnya. Sehingga setiap praktikan memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan praktikum.


Daftar Pustaka

Http://diery-defa.blogspot.com/2012_06_01_archive.html. Diakses pada hari selasa tanggal 12 Mei 2015.
Murray, RK. 2009. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC.

Poedjiadi, a., 2006, dasar-dasar biokimia, universitas indonesia press, jakarta.