Minggu, 18 Oktober 2015

contoh makalah Posyandu



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dengan meningkatnnya kebutuhan hidup maka masalahpun semakin kompleks baik dibidang ekonomi maupun kesehatan. Dibidang kesehatan, masalah yang sangat sering muncul adalah masalah angka kematian anak balita.
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan dan pada pengobatan dan rehabilitasi. Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat dilakukan dipuskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di posyandu.
Saat ini posyandu sangat primadona. Pemerintah Indonesia dengan kebijakan Kepmenkes mengupayakan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu, karena posyandulah tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita secara menyeluruh dan terpadu. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir. Oleh karena itu dalam makalah ini dibahas tentang ruang lingkup Posyandu.










B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Posyandu ?
2.      Apa saja manfaat posyandu ?
3.      Apa tujuan dari posyandu ?
4.      Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu ?
5.      Siapa pengelola dan sasaran posyandu ?
6.      Bagaimana syarat terbentuknya Ppsyandu ?
7.      Bagaimana pengorganisasian posyandu ?  
8.      Bagaimana dasar pelaksanaan posyandu ?
9.      Jenis-jenis posyandu ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan posyandu?
2.      Untuk mengetahui apa saja manfaat posyandu ?
3.      Untuk mengetahui tujuan dari Posyandu ?
4.      Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu ?
5.      Untuk mengetahui pengelola dan sasaran posyandu ?
6.      Untuk mengetahui syarat terbentuknya Posyandu ?
7.      Untuk mengetahui pengorganisasian posyandu ?  
8.      Untuk mengetahui dasar pelaksanaan posyandu ?
9.      Untuk mengetahui jenis-jenis posyandu










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Depdagri, 1999).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1.      Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2.      Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3.      Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

B.     Manfaat Posyandu
1.      Bagi masyarakat
a.       Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
1)      Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
2)      Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
3)      Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
4)      Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b.      Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c.       Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
d.      Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
e.       Mendukung pelayanan KB.
f.       Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g.      Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
2.      Bagi kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
a.       Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b.      Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
3.      Bagi puskesmas
a.       Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
b.      Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c.       Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan secara terpadu.
4.      Bagi sektor lain
a.       Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b.      Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.

C.     Tujuan posyandu
1.      Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran
2.      Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3.      Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
4.      Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
5.      Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis
6.      Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
7.      Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.




D.    kegiatan-kegiatan posyandu
1.      Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a.       Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1)      Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksisoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2)      Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut: a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi. b) Perawatan payudara dan pemberian ASI. c) Peragaan pola makan ibu hamil. d) Peragaan perawatan bayi baru lahir. e) Senam ibu hamil.
b.      Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1)      Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)
2)      Pemberian vitamin A dan tablet besi
3)      Perawatan payudara
4)      Senam ibu nifas
5)      Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundusdan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c.       Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua dibawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup: 1) Penimbangan berat badan. 2) Penentuan status pertumbuhan. 3) Penyuluhan. 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2.      Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian komdom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3.      Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4.      Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini, gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5.      Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemeberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan.

E.     Pengelolaan dan Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat / keluarga terutama :
1.      Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2.      Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3.      Ibu hamil
4.      Ibu menyusui
5.      Ibu nifas
6.      Wanita usia subur.
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
a.       Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD  (Kades/Lurah).
b.      Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
c.       Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK).
d.      Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
e.       Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
Selain itu terdapat Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu :
1)      Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD (Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
2)      Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD, Bappeda.
3)      Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan KPD (Kader Pembangunan Desa)

F.      Syarat-syarat terbentuknya Posyandu
Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
1.      Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.
2.      Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).
Penyelenggara Posyandu
a.       Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
b.      Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

G.    Pengorganisasian Posyandu
1.      Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksisibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
Beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (kelurahan/desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu unit/kelompok pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyaraka setempat. Unit pengelolaan Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari 16 para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola Posyandu, disepakati dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat.
2.      Pengelolaan Posyandu
Pengelolaan Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a.       Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b.      Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyrakat.
c.       Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
3.      Kader Posyandu
Kader di Indonesia merupakan sosok insan yang menarik perhatian khalayak. Kesederhanaannya dan asalnya yang dari masyarakat setempat, telah membuat kader begitu dekat dengan masyarakat. Keberadaannya yang selalu dekat dengan masyarakat membuat alih pengetahuan dan olah keterampilan dari kader kepada tetangganya demikian mudah. Kedekatannya dengan petugas puskesmas telah membuat mereka menjadi penghubung yang andal antara petugas kesehatan dengan masyarakat.
Profil kader yang dikenal adalah kader posyandu. Melejitnya jumlah dan peran posyandu dalam keberhasilan program keluarga berencana dan kesehatan, telah turut mengangkat kepopuleran kader posyandu di Indonesia. Peran PKK (pembina kesejahteraan keluarga) dalam kader ini sangat besar, karena hampir seluruhnya kader posandu atau kader PKK adalah wanita. Tim penggerak PKK dari mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, selalu berupaya melakukan penggerakan dan pembinaan intensif terhadap kader PKK yang menjadi tulang punggung kegiatan posyandu.
4.      Pembentukan
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu Posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauahan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat dibentuk Posyandu baru. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah melalui pendekatan PKMD, dengan tahapan sebagai berikut:
a.       Pendekatan Internal (Penyiapan Petugas) Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
b.      Pendekatan Eksternal (penyaiapan Steakholder/Pemangku Kepentingan) Tujuan pendekatan ekternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat, sehingga bersedia pendukung penyelenggaraan Posyandu.
c.       Survei Mawas Diri (SMD) Tujuan SMD adalah menimbulakan rasa memiliki masyarakat ( sense of belonging ) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah desa/kelurahan, dan Konsil Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk).
d.      Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung pembentukan Posyandu atau Konsil Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang mendukung.Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urutan masalah dan upaya keseatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan konsep Posyandu.
e.       Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai
5.      Kedudukan Posyandu
a.       Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemeerintah desa/kelurahan.
b.      Kedudukan Posyandu terhadap Pokja Posyandu Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang dibentuk di desa/kelurahan, yang anggotanya terdiri dari aparat pemerintahan desa/kelurahan dan tokoh masyarakat yang bertanggung jawab membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program dari pokja.
c.       Kedudukan Posyandu terhadap Berbagai UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan pelbagai lembaga kemasyarakatan/LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
d.      Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan Konsil kesehatan kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dikecamatan yang berfungsi menaungi dan mengkoordinir setiap Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi yang mendapatkan arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.
e.       Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.


H.    Dasar pelaksanaan posyandu
Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :
1.      Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
2.      Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan masyarakat desa.
3.      Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan.
4.      Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.
5.      Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.


I.       Jenis-jenis posyandu
1.      Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2.      Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu  kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif,serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda stimulasi.
b.Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3.      Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
a.       Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di Posyandu.
b.      Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.
4.      Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Posyandu Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.(Ambarwati Retna, 2009). Tujuan Posyandu yaitu Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan, Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat . Kegiatan Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga Berencana,Immunisasi, Peningkatan gizi,Penanggulangan Diare.

B.     Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap profesinya, maka agar lebih memberikan penyuluhan maupun pelatihan yang berkualitas bagi kader-kadernya khusunya kader yang akan ditempatkan diposyandu dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam hal kesehatan.












DAFTAR PUSTAKA

Dapartemen kesehatan RI, 2006. "Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu".
            Jakarta
Departemen kesehatan RI. 2006. "Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
            Gizi Keluarga". Jakarta.
DinkesBonbol.2008.http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_conte  nt&do_pdf=1&id=193 (diakses pada 30 Oktober 2014)
Effendy, Nasrul. 1998. "Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat".           Jakarta: GC.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KESMAS/207313007/BAB%20II.
            pdf
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. "Buku Panduan Kader   Posyandu        Menuju Keluarga Sadar Gizi". Direktorat Bina Gizi.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. "Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta              Masyarakat dalam UPKM". Dalam http://www.library.usu.ac.id.
Notoatmodjo, Soekidjo. "Ilmu Kesehatan Masyarakat". Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar