PRAKTIKUM 4
ENZIM
A.
Judul
Pengaruh Amilase
Saliva Terhadap Amilum
B.
Tujuan
Praktikum
-
Memahami
kinetika enzim.
-
Memahami
manfaat enzim dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam membantu menegakkan
diagnosa
-
Mengetahui kerja enzim pada air liur
C.
Dasar
Teori
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis. Hampir tiap
reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim
terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa
merusak fungsinya.
Seluruh
reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel memerlukan jasa enzim, enzim
disintesis di dalam sel, namun aktivitasnya tidak selalu di dalam sel. Berbagai
reaksi kimia yang dikendalikan oleh enzim antara lain respiasi, pertumbuhan,
perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, pencernaan, fiksasi nitrogen,
pembentukan urin, dan lain-lain.
Seperti molekul
protein lainnya, sifat biologis enzim sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
fisika-kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain suhu Di
samping itu, kecepatan reaksi enzimatik dipengaruhi pula oleh konsentrasi enzim
maupun substratnya (Diery-defa.blogspot, 2012).
Tubuh
manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan
memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan
manusia adalah enzim ptialin yang hanya bekerja untuk enzim amilase. Enzim ini
terdapat dalam saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh
kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air,
glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas atau hidrolisis awal pada
waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah
α-amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis
menjadi maltosa dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosodat α.
Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja
pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus
partikel makanan (Rifnotes.blogspot, 2013).
Percobaan
enzim amilase ini adalah suatu bentuk analisis yang ditujukan untuk mengetahui
aktivitas enzim. amilase adalah sebuah enzim yang berfungsi untuk memecahkan
ikatan glikosidik yang dimiliki oleh poliskarida, ikatan glikosidik yaitu
ikatan khas yang terdapat pada karbohidrat (monosakarida, disakarida , dan
polisakarida), dengan perombakan oleh amilase suatu bentuk polisakarida dapat
dirubah menjadi bentuk intermedietnya yaitu disakarida.
Amilase dapat dihasilkan di beberapa kelenjar eksokrin didalam tubuh, diantaranya air liur, pankeras, dll. Prinsip kerja praktikum kerja enzim amilum ini adalah komparasi kerja enzim yang diberi perlakuan termal yaitu dengan pemanasan dengan enzim yang tanpa pemanasan, dan dalam pengamatannya perlakuan iod sebagai indikator pengaruh suhu terhadap kerja enzim setiap interval 5 menit sekali (Murray, RK. 2009).
Amilase dapat dihasilkan di beberapa kelenjar eksokrin didalam tubuh, diantaranya air liur, pankeras, dll. Prinsip kerja praktikum kerja enzim amilum ini adalah komparasi kerja enzim yang diberi perlakuan termal yaitu dengan pemanasan dengan enzim yang tanpa pemanasan, dan dalam pengamatannya perlakuan iod sebagai indikator pengaruh suhu terhadap kerja enzim setiap interval 5 menit sekali (Murray, RK. 2009).
Ada
dua teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim yaitu:
1.
Teori kunci dan gembok
Teori
ini diusulkan oleh Enul Fischer pada tahun 1894. Menurut teori ini, enzim
bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen
yang sama persis sehingga bisa saling melekat.
2.
Teori ketepatan induksi
Teori
ini diusulkan oleh Daniel Koshland pada 1958. Menurut teori ini, enzim tidak
merupakan struktur yang spesifik melainkan struktuk yang fleksibel. Bentuk sisi
aktif enzim, sisi aktif enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain (Poedjiadi, a., 2006).
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain (Poedjiadi, a., 2006).
D.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
No.
|
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Tabung reaksi
|
![]() |
Sebagai tempat larutan atau zat cair
|
2.
|
Pipet tetes
|
![]() |
Untuk mengambil larutan dalan jumlah kecil
|
3.
|
Hot Plate
|
![]() |
Untuk memanaskan aquadest
|
4.
|
Plat
|
![]() |
Tempat larutan
|
5.
|
Beaker Glass
|
![]() |
Untuk menyimpan saliva
|
6.
|
Stopwatch
|
![]() |
Untuk menghitung waktu
|
2. Bahan
No
|
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Saliva
|
![]() |
Sebagai objek pengamatan
|
2.
|
Larutan Buffer PH 6,7
|
![]() |
Sebagai objek pengamatan
|
3.
|
Larutan iodium
|
![]() |
Sebagai objek pengamatan
|
4.
|
Larutan NaCl 1%
|
![]() |
Sebagai objek pengamatan
|
E. Prosedur Kerja
1.
Pengumpulan
Saliva
a. Membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan dan untuk
menghilangkan asam dengan berkumur

b. Mengisi kembali mulut sampai penuh dengan aquadest.
Kemudian berkumur kembali dan memutar mutarkan lidah selama 5 menit kemudian
tampung sejumlah 10-15 ml

2.
Percobaan
Pengaruh Amilase Terhadap Amilum
a.
Menambah
10-15 ml larutan amilum, larutan buffer PH 6,7 dan sedikit larutan NaCl 1%
kemudian mendidihkan




b.
Memasukan
larutan amilum di atas (butir-1) ke dalam gelas beaker kemudian menambahkan 10
ml saliva (butir-2) dan mencampurkan



c.
Mengambil
10 tabung reaksi dan memberi nomor 1-10, dan ke dalamnya memasukkan
masing-masing 1 ml larutan campuran, amilum-saliva (butir-2)


d.
Kepada
tabung no 1 menmbahkan 1-2 tetes larutan iodium dan mencatat warnannya


e.
Meneteskan
larutan lugol pada setiap tabung dengan interval waktu 30 detik dan mencatat
warnanya


F.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan dalam praktikum ini diperoleh hasil sebagai berikut :

No
|
Waktu (Menit)
|
Perubahan Warna
|
Keterangan
|
1.
|
0 Menit
|
Hitam
|
|
2.
|
2 Menit
|
Hitam
|
|
3.
|
4 Menit
|
Hitam
|
|
4.
|
6 Menit
|
Biru Kehitaman
|
|
5.
|
8 Menit
|
Biru Kehitaman
|
|
6.
|
10 Menit
|
Biru Kehitaman
|
|
7.
|
12 Menit
|
Kuning Kehitaman
|
|
8.
|
14 Menit
|
Kuning Kehitaman
|
|
9.
|
16 Menit
|
Kuning Kehitaman
|
|
10.
|
18 Menit
|
Kuning
|
|
11.
|
20 Menit
|
-
|
|
G.
Pembahasan
Dari tabel pengamatan, terlihat bahwa Pada menit-menit awal, percernaan amillum oleh
saliva ini masih belum sempurna ditandai dengan masih terbentuknya warna
kehitaman pada plat tetes yang ditetesi lugol dan menandakan bahwa masih ada
kandungan amillum dalam objek yang diamati sekaligus menanadakan kerja saliva
yang belum sempurna. Kemudian pada menit ke 6 telah terjadi
perubahan warna dari hitam menjadi biru kehitaman, hal ini terjadi karena tidak
adanya enzim amilase sehingga amilum tidak terhidrolisis dan membentuk kompleks
dengan iodium . kemudian pada
menit ke 12 larutan berubah warna dari biru ke hitaman menjadi kuning
kehitaman, hal ini di karenakan amilum berikatan dengan iodium. Pada menit ke 18 telah mencapai titik akromatid yaitu terjadi
perubahan warna dari warna kuning kehitaman berubah menjadi warna kuning (warna
lugol), Pada keadaan ini enzim telah berikatan
sepenuhnya dengan substrat yaitu amilum sehingga iodium tidak mempunyai tempat
lagi untuk bereaksi dengan enzim yaitu amilase dan warna yang dihasilkan
kuning.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
Suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi daya kerja enzim. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu
atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur
akan mengalami kerusakan menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
I. Saran
Menurut kami praktikum ini sudah berjalan dengan baik. Dan diharapkan alat dan bahan ditambah kualitas
dan kuantitasnya. Sehingga setiap praktikan memiliki kesempatan yang sama untuk
melakukan praktikum.
Daftar Pustaka
Http://diery-defa.blogspot.com/2012_06_01_archive.html. Diakses pada hari selasa tanggal 12 Mei 2015.
Http://rifnotes.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kerja.html. Diakses pada hari selasa tanggal 12 Mei 2015.
Http://mistissymutchz.blogspot.com/2013/03/kerja-enzim-pada-air-liur.html. Diakses pada hari selasa tanggal 12 Mei 2015.
Murray,
RK. 2009. Biokimia Harper edisi 27.
Jakarta: EGC.
Poedjiadi, a., 2006, dasar-dasar biokimia,
universitas indonesia press, jakarta.
kenapa sitasinya blogspot????
BalasHapus