Minggu, 18 Oktober 2015

Contohlaporan praktikum biokimia. Uji Kualifikasi Karbohidrat ( Uji Molish )



PRAKTIKUM 1

A.    Judul Praktikum
Uji Kualifikasi Karbohidrat ( Uji Molish )

B.     Tujuan Praktikum 
Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji kualifikasi kandungan karbohidrat dalam sampel yang diuji.

C.    Dasar Teori
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan tubuh manusia. Manusia yang aktif membutuhkan banyak karbohidrat. Akan tetapi apabila terjadi kelebihan karbohidrat, maka kelebihan itu akan disimpan dalam bentuk glikogen serta asam lemak sebagai cadangan energi.
Nama karbohidrat berasal dari istilah “hidrat dari karbon”, hal ini karena rumus umumnya adalah Cn(H2O)n. Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa sebenarnya karbohidrat bukanlah hidrat dari karbon. Tetapi merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram.  Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan  karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.  Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn B Marks, dkk, 2000).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Ramsden, 1994).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian lemak.  Tetapi sebagian  besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.  Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG, 2004).
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.  Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida, dan  pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri dari 10 monomer monosakarida.(Winarno .FG .2004).
a.       Monosakarida yang mengandung  satu  gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton, Manosakarida dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa, atau gula anggur),  fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C disebut pentosa, misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa.
Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Bentuk monosakarida ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa : triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa atau oktasa (Ramsden, 1994). Rumus umum adalah CnH2mOn. Gula –gula sederhana dapat dibagi lagi dalam triosa. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam molekulnya, monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus aldehid) dan ketosa (mempunyai gugus keton) sifat-sifat dari aldehid dan aldosa adalah: sama-sama bisa mengadesi H - Cn, mengadesi fenilhidroksin, mereduksi pereakasi fehling, bisa mereduksi pereaksi benedict (Riawan, 1990). Semua monosakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
b.      Disakarida adalah oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Dua molekul gula sederhana atau lebih saling berikatan pada gugus glikosidanya,membentuk suatu substansi baru yang dinamakan polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana yang saling berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi yang terbentuk dinamakan juga oligosakarida.
Enzim pada disakarida terdiri dari maltase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis maltose, lactose yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis laktosa, dan sakrase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis sakrosa (William, 1994). Disakarida tersusun atas dua saluran monosakarida. Umumnya terdiri atas dua sisi heksosa dan karena itu disakarida sering disebut dengan heksodisakarida. Pada hidrolisis disakarida akan terbentuk komponen-komponen penyusunnya yaitu dua molekul monosakarida (Riawan, 1990). Semua disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
c.       Polisakarida dalam bahan makanan  berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, frutan).  Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Karbohidrat cadangan pangan seperti pati pada tanaman dan glikogen pada sel hewan dapat larut dalam air hangat. Kelompok polisakarida lain berbentuk gum (atau gom), pectin dan derivate-derivatnya (Riawan, 1990). Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari banyak sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada oligo maupun monosakarida. Sebagian dari polisakarida membentuk struktur tanaman yang tak dapat larut misalnya selulosa dan hemiselulosa. Sebagian lagi membentuk senyawa cadangan pangan berbentuk pati dalam tanaman atau glikogen pada sel-sel hewan (William, 1994).
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol.  Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat.
Prinsip :
Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fulfural dan turunannya. Hasilnya (fulfural) mengalami sunasi dengan alfa-naftol memberikan senyawa ungu komoleks. Reaksi ini adalah reaksi yang paling umum untuk pengujian adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya yang memberikan fulfural dengan asam sulfat pekat. (Team Teaching. 2015. " Penuntun Praktikum Biokimia ". Universitas Negeri Gorontalo).

D.    Alat dan Bahan

No
Nama Alat dan Bahan
Fungsi
Gambar
1.
Larutan  asam sulfat
Sebagai bahan pereaksi

2.
Larutan Molish
Sebagai bahan yang digunakan sebagai larutan penguji

3.
Glukosa
Sebagai bahan yang akan diuji

4.
Fruktosa
Sebagai bahan yang akan diuji

5.
Galaktosa
Sebagai bahan yang akan diuji

6.
Sukrosa
Sebagai bahan yang akan diuji

7.
Amilum
Sebagai bahan yang akan diuji

8.
Laktosa
Sebagai bahan yang akan diuji

9.
Dispo
Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit.

10.
Rak tabung reaksi dan tabung reaksi
Digunakan sebagai tempat atau wadah dari suatu larutan, dan rak tabung reaksi sebagai tempat dari tabung reaksi.

11.
Gelas ukur

Digunakan sebagai alat untuk mengukur bahan larutan.

12.
Gelas beker
Sebagai tempat atau wadah suatu larutan atau bahan.

13.
Pipet tetes
Sebagai alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran yang sedikit.




E.     Cara Kerja
1.      Tambahkan 2-5 tetes pereaksi Molish pada masing-masing 2ml arutan karbohidrat yang akan diuji dalam tabung reaksi dan campurkanlah dnegan baik.
2.      Tabung reaksi dimiringkan dan dituangkan perlahan-lahan dengan hati-hati 1-2ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk 2 lapisan.
3.      Amati warna yang terjadi pada batas kedua lapisan.



F.     Hasil Praktikum
No
Nama bahan yang diuji
Hasil
Keterangan
1
Glukosa
berwarna ungu +
+ ( Semakin pekat)
2
Sukrosa
berwarna ungu + +
+ ( Semakin pekat)
3
Laktosa
berwarna ungu + + +
+ ( Semakin pekat)
4
Fruktosa
berwarna ungu + + +
+ ( Semakin pekat)
5
Galaktosa
berwarna ungu + + + +
+ ( Semakin pekat)
6
Amilum
berwarna ungu + + + + + +
+ ( Semakin pekat)


G.    Pembahasan
Dalam praktikum pengujian karbohidrat ini, kami menggunakan reaksi uji yang paling umum digunakan yaitu uji molish menggunakan larutan molish dan larutan asam sulfat pekat sebagai pereaksinya.
Pada percobaan ini kami menggunakan beberapa kelompok bahan karbohidrat mulai dari kelompok monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa), disakarida (maltosa dan sukrosa) dan polisakarida (amilum). Setelah kami mengukurnya sebanyak 2 ml dalam masing-masing tabung reaksi, kami menambahkan larutan molish. Larutan molish ini sendiri mengandung 10 gram α-naftol dalam 100 mL alcohol. Alkohol dalam larutan ini berfungsi untuk melindungi partikel-partikel karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat pekat sehingga tidak terjadi kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam sampel. Dan pelarut α-naftol yang merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna ungu jika bereaksi dengan senyawa furfural. α -naftol bersifat tak larut air, maka dari itu, selain untuk perlindungan senyawa karbohidrat, alcohol berfungsi untuk melarutkan α -naftol.
Setelah larutan dari masing-masing bahan karbohidrat tersebut ditambahkan larutan molish, selanjutnya ditambahkan larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dengan secara perlahan dan hati-hati pada dinding tabung reaksi. Fungsi asam sulfat pekat adalah sebagai penghidrolisis karbohidrat kemudian pengkondensasi monosakarida sehingga membentuk furfural.
Penambahan asam sulfat pekat dengan secara perlahan dan hati-hati pada dinding tabung reaksi karena karbohidrat mudah sekali rusak oleh asam sulfat pekat sehingga dengan menetesinya pada dinding tabung akan meminimalisir terjadinya kerusakan dan yang akan terbentuk berupa cincin ungu (jika positif). Pada percobaan uji molish tidak ada pemanasan karena sifat asam sulfat yaitu bersifat eksoterm, mudah meledak jika dipanaskan, uap yang dihasilkan beracun (karena ada unsur sulfur), dan jika dipanaskan karbohidrat akan terdekstruksi dimana karbohidrat tersebut akan menjadi unsur penyusunnya (C, H, O) sehingga dikhawatirkan yang teruji adalah unsur penyusunnya bukan karbohidratnya.
Beberapa menit kemudian, maka pada tabung reaksi yang berisi bahan yang diuji akan terbentuk lingkaran atau cicin berwarna ungu (yang menandakan positif karbohidrat) dengan masing-masing kontraks warna ungu yang dihasilkan berbeda. Terbentuknya cicin ungu pada bahan yang positif karbohidrat yaitu, pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan asam sulfat terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan α-naftol sehingga membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah sampel yang diduga mengadung karbohidrat.


H.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan uji kualifikasi membuktikan bahwa bahan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosan dan amilum positif karbohidrat karena terbentuk cicin ungu pada tabung reaksi.
Kontras cincin ungu yang dihasilkan dari tiap bahanpun berbeda tergantung dari ikatan glikosidik dari bahan tersebut. Semakin panjang ikatan glikosidik (misalnya polisakarida : amilum ) maka warna ungunya akan semakin pekat. Sebaliknya, semakin sedikit ikatan glikosidiknya (misalnya monosakarida : glukosa ) maka warna ungunya pun akan memudar.

J.   Daftar Pustaka
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hawab, H. M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.
Poedjadi, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
https://mahardhikapas.wordpress.com/2014/12/21/biokimia-uji-molish/
http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-kualitatif-untuk-karbohidrat_200.html
http://lidhafirma.blogspot.com/2014/05/laporan-hasil-uji-molisch-benedict-dan.html
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar