PRAKTIKUM 1
A.
Judul Praktikum
Uji Kualifikasi Karbohidrat ( Uji
Molish )
B.
Tujuan
Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah untuk menguji kualifikasi
kandungan karbohidrat dalam sampel yang diuji.
C.
Dasar
Teori
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan
tubuh manusia. Manusia yang aktif membutuhkan banyak karbohidrat. Akan tetapi
apabila terjadi kelebihan karbohidrat, maka kelebihan itu akan disimpan dalam
bentuk glikogen serta asam lemak sebagai cadangan energi.
Nama karbohidrat berasal dari istilah “hidrat dari karbon”,
hal ini karena rumus umumnya adalah Cn(H2O)n. Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, diketahui bahwa sebenarnya karbohidrat bukanlah hidrat dari
karbon. Tetapi merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan
biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn B Marks, dkk, 2000).
Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam
serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua
macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks.
Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan
contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang
artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Ramsden,
1994).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian lemak. Tetapi
sebagian besar karbohidrat diperoleh
dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O
dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman
yang berklorofil (Winarno FG, 2004).
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau
enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida,
dan pada umumnya polisakarida merupakan
polimer yang terdiri dari 10 monomer monosakarida.(Winarno .FG .2004).
a. Monosakarida yang mengandung satu
gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu
gugus keton, Manosakarida dengan enam atom C disebut heksosa, misalnya glukosa
(dekstrosa, atau gula anggur), fruktosa
(levulosa atau gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C disebut
pentosa, misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa.
Monosakarida (sering disebut gula
sederhana) adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
lebih sederhana lagi. Bentuk monosakarida ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa : triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa atau oktasa (Ramsden,
1994). Rumus umum adalah CnH2mOn. Gula –gula sederhana dapat dibagi lagi dalam
triosa. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam molekulnya,
monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus aldehid) dan ketosa
(mempunyai gugus keton) sifat-sifat dari aldehid dan aldosa adalah: sama-sama
bisa mengadesi H - Cn, mengadesi fenilhidroksin, mereduksi pereakasi fehling,
bisa mereduksi pereaksi benedict (Riawan, 1990). Semua monosakarida merupakan
gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
b. Disakarida adalah oligosakarida yang
paling sederhana yang tersusun atas dua molekul monosakarida. Dua molekul gula
sederhana atau lebih saling berikatan pada gugus glikosidanya,membentuk suatu
substansi baru yang dinamakan polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana
yang saling berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi yang terbentuk
dinamakan juga oligosakarida.
Enzim pada disakarida terdiri dari
maltase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis maltose, lactose yang
berfungsi mengkretalisis hidrolisis laktosa, dan sakrase yang berfungsi
mengkretalisis hidrolisis sakrosa (William, 1994). Disakarida tersusun atas dua
saluran monosakarida. Umumnya terdiri atas dua sisi heksosa dan karena itu
disakarida sering disebut dengan heksodisakarida. Pada hidrolisis disakarida
akan terbentuk komponen-komponen penyusunnya yaitu dua molekul monosakarida
(Riawan, 1990). Semua disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling
(Hawab, 2003).
c. Polisakarida dalam bahan
makanan berfungsi sebagai penguat
tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin,
lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, frutan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat
dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat
menstimulasi enzim-enzim pencernaan. Karbohidrat cadangan pangan seperti pati
pada tanaman dan glikogen pada sel hewan dapat larut dalam air hangat. Kelompok
polisakarida lain berbentuk gum (atau gom), pectin dan derivate-derivatnya
(Riawan, 1990). Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak
terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk
dari banyak sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat
jauh lebih banyak daripada oligo maupun monosakarida. Sebagian dari
polisakarida membentuk struktur tanaman yang tak dapat larut misalnya selulosa
dan hemiselulosa. Sebagian lagi membentuk senyawa cadangan pangan berbentuk
pati dalam tanaman atau glikogen pada sel-sel hewan (William, 1994).
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna
tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat
direaksikan dengan larutan naftol dalam alkohol. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara
hati-hati, pada batas cairan akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi
ini disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi karbohidrat.
Prinsip :
Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fulfural dan
turunannya. Hasilnya (fulfural) mengalami sunasi dengan alfa-naftol memberikan
senyawa ungu komoleks. Reaksi ini adalah reaksi yang paling umum untuk
pengujian adanya karbohidrat dan senyawa organik lainnya yang memberikan
fulfural dengan asam sulfat pekat. (Team Teaching. 2015. " Penuntun
Praktikum Biokimia ". Universitas Negeri Gorontalo).
D. Alat dan Bahan
No
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
Gambar
|
1.
|
Larutan asam sulfat
|
Sebagai bahan
pereaksi
|
|
2.
|
Larutan Molish
|
Sebagai bahan yang digunakan
sebagai larutan penguji
|
|
3.
|
Glukosa
|
Sebagai bahan yang akan diuji
|
|
4.
|
Fruktosa
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
5.
|
Galaktosa
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
6.
|
Sukrosa
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
7.
|
Amilum
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
8.
|
Laktosa
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
9.
|
Dispo
|
Digunakan untuk
mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit.
|
|
10.
|
Rak tabung reaksi dan tabung reaksi
|
Digunakan sebagai
tempat atau wadah dari suatu larutan, dan rak tabung reaksi sebagai tempat
dari tabung reaksi.
|
|
11.
|
Gelas ukur
|
Digunakan sebagai
alat untuk mengukur bahan larutan.
|
|
12.
|
Gelas beker
|
Sebagai tempat atau
wadah suatu larutan atau bahan.
|
|
13.
|
Pipet tetes
|
Sebagai alat yang
digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran yang sedikit.
|
|
E.
Cara
Kerja
1. Tambahkan 2-5 tetes pereaksi Molish
pada masing-masing 2ml arutan karbohidrat yang akan diuji dalam tabung reaksi
dan campurkanlah dnegan baik.
2. Tabung reaksi dimiringkan dan
dituangkan perlahan-lahan dengan hati-hati 1-2ml asam sulfat pekat melalui
dinding tabung reaksi, sehingga terbentuk 2 lapisan.
3. Amati warna yang terjadi pada batas
kedua lapisan.
F.
Hasil
Praktikum

No
|
Nama
bahan yang diuji
|
Hasil
|
Keterangan
|
1
|
Glukosa
|
berwarna
ungu +
|
+
( Semakin pekat)
|
2
|
Sukrosa
|
berwarna ungu + +
|
+ ( Semakin pekat)
|
3
|
Laktosa
|
berwarna ungu + + +
|
+ ( Semakin pekat)
|
4
|
Fruktosa
|
berwarna ungu + + +
|
+ ( Semakin pekat)
|
5
|
Galaktosa
|
berwarna ungu + + + +
|
+ ( Semakin pekat)
|
6
|
Amilum
|
berwarna ungu + + + + + +
|
+ ( Semakin pekat)
|
G.
Pembahasan
Dalam praktikum pengujian karbohidrat ini, kami menggunakan
reaksi uji yang paling umum digunakan yaitu uji molish menggunakan larutan
molish dan larutan asam sulfat pekat sebagai pereaksinya.
Pada percobaan ini kami menggunakan beberapa kelompok bahan
karbohidrat mulai dari kelompok monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa),
disakarida (maltosa dan sukrosa) dan polisakarida (amilum). Setelah kami
mengukurnya sebanyak 2 ml dalam masing-masing tabung reaksi, kami menambahkan
larutan molish. Larutan molish ini sendiri mengandung 10 gram α-naftol dalam
100 mL alcohol. Alkohol dalam larutan ini berfungsi untuk melindungi
partikel-partikel karbohidrat dari kontak langsung asam sulfat pekat sehingga
tidak terjadi kerusakan langsung senyawa karbohidrat dalam sampel. Dan pelarut α-naftol
yang merupakan pewarna spesifik karbohidrat sehingga akan memberikan warna ungu
jika bereaksi dengan senyawa furfural. α -naftol bersifat tak larut air, maka
dari itu, selain untuk perlindungan senyawa karbohidrat, alcohol berfungsi
untuk melarutkan α -naftol.
Setelah larutan dari masing-masing bahan karbohidrat
tersebut ditambahkan larutan molish, selanjutnya ditambahkan larutan asam
sulfat pekat (H2SO4) dengan secara perlahan dan
hati-hati pada dinding tabung reaksi. Fungsi asam sulfat pekat adalah sebagai
penghidrolisis karbohidrat kemudian pengkondensasi monosakarida sehingga
membentuk furfural.
Penambahan asam sulfat pekat dengan secara perlahan dan
hati-hati pada dinding tabung reaksi karena karbohidrat mudah sekali rusak oleh
asam sulfat pekat sehingga dengan menetesinya pada dinding tabung akan
meminimalisir terjadinya kerusakan dan yang akan terbentuk berupa cincin ungu
(jika positif). Pada percobaan uji molish tidak ada pemanasan karena sifat asam
sulfat yaitu bersifat eksoterm, mudah meledak jika dipanaskan, uap yang
dihasilkan beracun (karena ada unsur sulfur), dan jika dipanaskan karbohidrat
akan terdekstruksi dimana karbohidrat tersebut akan menjadi unsur penyusunnya
(C, H, O) sehingga dikhawatirkan yang teruji adalah unsur penyusunnya bukan
karbohidratnya.
Beberapa menit kemudian, maka pada tabung reaksi yang berisi
bahan yang diuji akan terbentuk lingkaran atau cicin berwarna ungu (yang
menandakan positif karbohidrat) dengan masing-masing kontraks warna ungu yang
dihasilkan berbeda. Terbentuknya cicin ungu pada bahan yang positif karbohidrat
yaitu, pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh asam sulfat pekat menjadi
monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan asam sulfat
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan α-naftol
sehingga membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk
akibat asam sulfat pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di
dasar tabung dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa
kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian
paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah asam, bagian tengah
berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah sampel
yang diduga mengadung karbohidrat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka dapat
disimpulkan uji kualifikasi membuktikan bahwa bahan glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosan dan amilum positif karbohidrat karena terbentuk cicin ungu
pada tabung reaksi.
Kontras cincin ungu yang dihasilkan dari tiap bahanpun
berbeda tergantung dari ikatan glikosidik dari bahan tersebut. Semakin panjang
ikatan glikosidik (misalnya polisakarida : amilum ) maka warna ungunya akan
semakin pekat. Sebaliknya, semakin sedikit ikatan glikosidiknya (misalnya
monosakarida : glukosa ) maka warna ungunya pun akan memudar.
J. Daftar Pustaka
Fessenden.
1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hawab, H.
M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.
Poedjadi,
Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
https://mahardhikapas.wordpress.com/2014/12/21/biokimia-uji-molish/
http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-kualitatif-untuk-karbohidrat_200.html
http://lidhafirma.blogspot.com/2014/05/laporan-hasil-uji-molisch-benedict-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar