Minggu, 18 Oktober 2015

contoh laporan praktikum biologi (Jaringan Penyusun Tubuh Hewan)



PRAKTIKUM V

A.     Judul Praktikum             
Jaringan Penyusun Tubuh Hewan

B.Tujuan Praktikum 
Setelah praktikum diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan struktur histologist dari jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan saraf dan jaringan otot.

C.     Dasar Teori
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi. Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histology.( Suripto, H. 1990. Struktur Hewan. Bandung : ITB.)
Pada dasarnya jaringan pada hewan dapat dibagi dalm 4 kelompok, yakni jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
1.      Jaringan epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dengan lingkungannya, baik disebelah luar maupun disebelah dalam seperti dinding usus, pembuluh darah, dan lain-lain. Jaringan epitel berupa epitel seselapis pipih, epitel selapis kubus,epitel selapis silindris, epitel berlapis pipih dan epitel selapis semu silindris. ( Team teaching praktikum biologi, 2014. “Penuntun Praktikum Biologi Umum”.Universitas Negeri Gorontalo)
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru .
Sifat umum :
a.      Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang jelas
b.      Terletak paling luar maka sebagai proteksi.
c.      Susunannya rapat satu sama lain, maka disebut jaringan seluler.
d.      Di saluran selain proteksi juga untuk akses transportasi misanya alveolus, usus halus (sebagai absorbs bisa osmoe maupun difusi).
e.      Bentuknya bervariasi bergantung dari letak maupun perannya
2.      Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang berfungsi memperkuat tubuh, mengisi tubuh dan menghubungkan jaringan yang satunya dengan yang lainnya.contoh jaringan ikat misalnya jaringan maseenkim, jaringan ikat longagar, jaringan ikat padat, jaringan lemak,jaringan tulang rawan, jaringan tulang keras dan darah. ( Team teaching praktikum biologi, 2014. “Penuntun Praktikum Biologi Umum”.Universitas Negeri Gorontalo).
3.      Jaringan Otot
Jaringan otot mempunyai fungsiuntuk pergerakan karena sel-selnyadapat berkontraksi. ( Team teaching praktikum biologi, 2014. “Penuntun Praktikum Biologi Umum”.Universitas Negeri Gorontalo).
Jaringan otot membantu saat kontraksi dan relaksasi, terdiri atas jaringan otot polos, jaringan otot lurik dan jaringan otot jantung. Otot lurik juga disebut otot rangka. Aktivitas ini termasuk gerak somatic, atau gerak pernafasan, sistem saraf. Otot polos atau otot pernafasan, yang berhubungan dengan saraf autonomy, ini ditemukan pada organ dalam. Otot jantung, mempunyai ciri khusus daripada otot lurik dan otot polos, yaitu otot ini mampu bekerjasama dalam jaringan kerja pada lapisan jaringan otot atau di dalam suatu jaringan tertentu.
a.     Otot polos. Otot polos terdiri atas sel yang panjang dan tidak bergaris melintang, masing- masing dibungkus oleh lamina basalis dan jalinan serat retikulin. Kedua komponen terakhir berfungsi menggabungkan kekuatan yang dibangkitkan oleh setiap serat otot polos menjadi semacam aksi bersama. Setiap sel otot polos memiliki inti tunggal di pusat bagian sel yang lebar.
b.     Otot lurik. Otot lurik juga disebut sebagai otot rangka yang terdiri atas serat-serat otot, berkas- berkas sel yang sangat panjang, selindris dan berinti banyak. Inti yang banyak terjadi akibat peleburan mioblas mononukleus embrional. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Lokasi inti yang khas membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos yang keduanya memiliki inti di tengah.
c.      Otot jantung. Sel otot jantung membentuk tautan rumit diantara cabang- cabangnya yang terjulur. Sel di dalam rantai demikian seringkali bercabang dua atau bercabang dan bersambung dengan sel dari rantai berdekatan. Ciri yang dapat membedakan dan unik dari otot jantung ialah adanya garis- garis gelap melintang yang melintasi rantai sel- sel dengan interval yang tidak teratur.
(Fida Rachmadiarti, dkk, 2007: 198-202)
4.      Jaringan saraf
Jaringan saraf merupakan alat koordinasi pada segala aktivitas tubuh hewan disebabkankarena adabsistem saraf. Satu sistem saraf dibangunkan atas sel-sel saraf(neuron). Satu sel saraf mempunyai satu badan sel kemudian dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma, yakni dendritdan neurit(akson).
(Team teaching praktikum biologi, 2014. “Penuntun Praktikum Biologi Umum”. Universitas Negeri Gorontalo )




D.    Alat dan Bahan
No
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Mikroskop 
Digunakan untuk mengamati struktur dari jaringan penyusun tubuh hewan
2.
Preparat epitel kulit mamalia


Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan epitel
3.
Preparat jaringan compact bone
Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan pengikat 
4.
Preparat jaringan otot jantung 

Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan otot
5.
Preparat jaringan otot polos
Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan otot
6.
Preparat jaringan otot rangka

Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan otot
7.
Preparat jaringan syaraf

Digunakan sebagai bahan percobaan dalam mengamati struktur jaringan syaraf
8.
Minyak imersi




E.     Cara Kerja
1.      Epitel kulit mamalia
Preparat epitel kulit mamalia

 



- Diamati strukturnya
- Memperhatikan bagian epidermisnya
- Menentukan bentuk epitelnya
Struktur jaringan epitel
 




2.      Jaringan tulang keras
Preparat tulang keras

 


- Diamati strukturnya
-Menggambar satu system harvest lengkap dengan bagian-bagiannya
Struktur jaringan pengikat
 


3.      Jaringan otot
Preparat jaringan otot jantung, otot polos, otot rangka

 



-Diamati struktur histologisnya
-Menggambar serabut otot lengkap dengan intinya
Struktur jaringan otot
 



4.      Jaringan syaraf
Preparat jaringan syaraf

 



-Diamati struktur histologisnya
-Menggambar preparat yang Nampak di mikroskop
Struktur jaringan syaraf
 














F.      Hasil Praktikum
1.      Epitel kulit mamalia
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   jaringan epitel menggunakan mikroskop pembesaran 16 X 4
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
a.       Membran plasma
b.      Inti sel
c.       Sitoplasma

2.      Jaringan tulang keras
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   jaringan tulang keras menggunakan mikroskop pembesaran 16 x 10.
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
d.      Membran plasma
e.       Inti sel
f.       Sitoplasma
3.      Jaringan otot
a)      Otot polos
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   Jaringan otot polos menggunakan mikroskop pembesaran 16 x 4.
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
g.      Membran plasma
h.      Inti sel
i.        Sitoplasma
b)      Otot jantung
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   Jaringan otot jantung menggunakan mikroskop pembesaran 16 x 4.
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
j.        Membran plasma
k.      Inti sel
l.        Sitoplasma
c)      Otot lurik
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   Jaringan otot lurik menggunakan mikroskop pembesaran 16 x 4.
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
m.    Membran plasma
n.      Inti sel
o.      Sitoplasma


4.      Jaringan syaraf
Hasil pengamatan dilihat dari gambar berikut ini :
b
c
a
 
               gambar 1                                                                  gambar 2
Keterangan :
Gambar 1 :   Jaringan syaraf menggunakan mikroskop pembesaran 10 x 10.
 Gambar 2 : Struktur sel hewan
p.      Membran plasma
q.      Inti sel
r.        Sitoplasma




G.    Pembahasan
1.      DIFUSI
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Dimana percobaan yang kami lakukan dengan menggunakan aquadest sebagai pelarut dan Metylen Blue juga kristal CuSo4 sebagai zat terlarut. Difusi akan terus menerus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata. Dalam percobaan ini, kita mengamati proses difusi dengan menggunakan larutan Metylen blue dan Kristal CuSO4 yang dilarutkan atau dicampurkan kedalam air.
Percobaan pertama kami meneteskan 2 tetes larutan MB kedalam gelas beker yang berisi air, kemudian memasukan Kristal CuSO4 sebanyak 1/4 sendok kedalam gelas beker lainnya. Pada percobaan ini, masing-masing gelas beker yang telah berisi larutan MB dan Kristal CuSO4 kita aduk menggunakan pengaduk. Setelah itu kami mengamati proses difusi yang terjadi. Saat mengamati proses difusi, waktu yang diperlukan larutan MB untuk menyatu dengan air yang dilakukan pengadukan adalah 11,23 detik. Sedangkan waktu dimana kristal CuSO4 bercampur/ menyatu dengan air yang dilakukan pengadukan adalah 1,24 menit.
            Dalam percobaan difusi yang dilakukan dengan cara pengadukan, proses penyebaran metylene blue (MB) dan Kristal CuSO4 dalam aquadest sangat cepat karena adanya tekanan yang diberikan pada kedua zat tersebut yang berupa pengadukan. Hanya saja metylene blue (MB) proses penyebarannya sangat cepat dibandingkan dengan Kristal CuSO4. Hal ini disebabkan oleh wujud metylene blue yang berbentuk cair sehingga metylene blue lebih cepat penyebarannya karena molekul-molekulnya bebas atau berjauhan dibandingkan dengan Kristal CuSO4 yang berwujud padat dan molekul-molekulnya terikat sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyebar.  
Pada percobaan kedua, kami tetap mengunakan Larutan Metylen blue dan juga Kristal CuSO4 dengan konsentrasi yang sama tetapi tidak melakukan pengadukan. Waktu yang diperlukan Larutan MB untuk berdifusi dengan air adalah 7,75 Menit sedangkan Kristal CuSO4 membutuhkan waktu selam 17,16 menit.
Dalam percobaan difusi yang dilakukan tanpa pengadukan, proses penyebarannya sama yaitu metylene blue lebih cepat menyebar dibandingkan dengan Kristal CuSO4. Hanya saja proses penyebarannya berlangsung sangat lambat apabila dibandingkan dengan percobaan difusi yang dilakukan dengan pengadukan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya tekanan yang diberikan pada percobaan tersebut. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin cepat pula proses penyebarannya dan semakin kecil tekanan yang diberikan, semakin lambat pula proses penyebarannya.

2.   OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semi permiabel dari larutan hipotonis ke hipertonis. pada percobaan ini, kami mengunakan dua buah wadah yang berisi larutan air, dan yang satunya berisi larutan NaCl.
Pada percobaan pengamatan proses osmosis, kami menggunakan kentang. pertama kami mengupasnya , selanjutnnya di potong berbentuk kubus sebanyak 2 potongan. Berat awal masing-masing potongan kentang adalah 7,9746 gram dan 7,6593 gram lalu diberi label A dan B. Kemudian, salah satu potongan kentang ini kami masukan kedalam gelas beker yang berisi aquades dan potongan kentang yang satunya lagi kami letakan pada gelas beker yang berisi larutan NaCl.
Percobaan atau eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan air garam/ Nacl, menghasilkan data dimana kubus kentang yang sebelum direndam air garam, massanya lebih besar dibandingkan setelah direndam dengan air garam. Massa atau berat sebelumnya yaitu 7,974 gram berkurang menjadi 6,8209 gram. hal ini membuktikan bahwa konsentrasi yang ada pada kentang bersifat hipotonis sehingga air atau zat yang ada pada kentang berpindah kelautan NaCl yang bersifat hipertonik.
Percobaan atau eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan air biasa menghasilkan data dimana kubus kentang yang sebelum direndam air biasa, massanya lebih kecil dibandingkan setelah direndam dengan air biasa. Massa atau berat sebelumnya yaitu 7,6593 gram bertambah menjadi 8,1198 gram. hal ini membuktikan bahwa konsentrasi yang ada pada kentang bersifat hipertonis  sedangkan air bersifat hipotonis sehingga konsentrasi atau zat dari air berpindah ke kentang.


H.    Kesimpulan
Dalam tabel Osmosis, terlihat jelas bahwa pada air garam, kentang yang sebelum direndam massanya lebih besar dibandingkan dengan kentang yang setelah direndam dengan air garam. Sedangkan pada air biasa, kentang yang sebelum direndam lebih kecil massanya dibandingkan dengan setelah direndam dengan air.
Dalam tabel Difusi, terlihat jelas bahwa Dengan cara mengaduk, percobaan dengan menggunakan CuSO4 maupun MB Larutannya lebih cepat terlarut ke dalam zat pelarut dibandingkan dengan tanpa diaduk. Larutannya lebih lama terlarut ke dalam zat pelarut.






J.      Daftar Pustaka

Idel, Anatoni dan Jamal, Abdul. 1999.” Pintar Biologi”. Surabaya : Gitamedia Press
Lim, Brotowidjoyo. 1989. “Zoologi Dasar”. Jakarta : Erlangga.
Mariam. 2010. JARINGAN HEWAN, (http://www.scribd.com/doc/34676631
    /JARINGAN-HEWAN
, diakses tanggal 28 Oktober 2014)
Suripto, H. 1990. “Struktur Hewan”. Bandung : ITB.
Pratiwi, D.A. Maryati. Srikini. Suharno dan S. Bambang. 2006. Biology. Jakarta :   
     Erlangga.
Team teaching praktikum biologi, 2014. “Penuntun Praktikum Biologi Umum”.
     Universitas Negeri Gorontalo





















Jawaban Tugas
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a.       Larutan hipertonis                   d. Selaput impermeable          
b.      Larutan Hipotonis                   e. Selaput semipermeabel
c.       Larutan Isotonis                      f. Selaput permeable
Jawaban :
a.       Larutan hipertonis merupakan larutan yang mempunyai konsentrasi atau tekanan osmosisn yang lebih tinggi daripada larutan yang lainya dan terdapat didalam sel.
b.      Larutan hipotonis merupakan larutan yang mempunyai konsentrasi atau tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lainnya dan terdapat diluar sel.
c.       larutan isotonis merupakan suatu kondisi diman larutan tersebut berada dalam konsentrasi yang seimbang atau tekanan osmosisnya sama.
d.      Selaput impermeable merupakan sifat membran yang tidak dapat dilalui suatu zat.
e.       Selaput semipermeabel adalah sifat membrane yang hanya dapat dilalui ataupun dilewati molekul-molekul tertentu.
f.       Selaput permeable adalah sifat membran yang dapat dilewati oleh suatu zat.

2.      Jelaskan apa saja yang memengaruhi terjadinya difusi dan osmosis !
Jawaban :
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi :
a)      Tekanan
b)      Wujud materi
c)      Suhu
d)     Ukuran molekul
e)      Konsentrasi
6.      Faktor-faktor yang mempengaruhi proses osmosis :
a)      Ukuran zat terlarut
b)      Tebal membran
c)      Luas permukaan
d)     Jarak zat pelarut dan zat telarut
e)      suhu

3.      Berikan contoh difusi dan osmosis pada sampel yang berbeda !
a)      Contoh Difusi
7.      Pada saat kita menyemprotkan parfum, secara otomatis gas parfum tersebut akan langsung berdifusi dan menyebar keseluruh ruangan.
8.      Pada saat kita membuat sirup , diman saat kita menuangkan sirup kedalam air makan sirup tersebut akan menyatu dengan air sehingga membentuk suatu larutan.
b)      Contoh Osmosis
Ø  Pada saat kita memncuci pakaian menggunakan deterjen, maka beberapa menit ataupun jam jari tangan kita menjadi berkerut. Ini merupakan proses osmosis dimana pada saat itu sel tangan kita berada dalam kondisi hipotonik sedangkan air deterjen berkonsentrasi tinggi (dalam kondisi hipertonis) sehingga sel ditangan kita menjadi berkerut.
Ø  Ikan air tawar yang ditempatkan di air laut akan mengalami penyusutan volume tubuh.
Ø  Pada saat kita meletakan sel tanaman dalam kondisi hipertonik, maka sel tersebut akan menyusut(ter-plasmolisi) karena cairan sel keluar menuju larutan hipertonik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar