PRAKTIKUM
IV
A.
Judul
Sifat-sifat
umum Asam Amino dan Potein Reaksi Ninhidrin
B.
Tujuan
Mengetahui
sifat Asam Amino dan protein melalui reaksi Ninhidrin
C.
Dasar
Teori
Asam amino merupakan unit pembangun
protein. Protein mengandung molekul organik kompleks, tersusun dari unsur-unsur
C, H, O dan N, serta kadang-kadang P dan S. Kelarutan asam amino tergantung pada gugus-R dari masing –
masing asam amino. Sebagian besar asam amino tidak dapat larut dalam pereaksi
non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil penyusunnya yang disebut asam amino
yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu.
Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup.
Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada
beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah
ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah
struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul
yang tidak berguna. Asam
amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai
sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa
organic, tetapi mirip dengan garam-garam organic.
Pada umumnya asam amino larut dalam
air, tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organic. Titik leleh asam-asam
amino sangat tinggi untuk senyawa-senyawa organic dengan massa molekul relative
rendah dan kebanyakan lebih besar dari 200oC. hal ini dapat
dijelaskan karena asam amino didalam larutan netral akan membentuk zwitter ion
atau ion yang bermuatan ganda. Titik leleh yang tinggi dapat pula dijelaskan
dalam hubungannya dengan energy yang di butuhkan untuk memecah ikatan-ikatan
ionic dalam kisi kristalnya.
Gambar
struktur asam amino
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai
samping R, hal ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas
di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya,
sifat muatan dari protein banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping
asam amino. Dalam protein, asam amino satu dengan asam amino yang lain
bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH-]. Ikatan peptida dibentuk dengan
kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu dengan gugus -NH2 dari asam amino yang lain.
Protein merupakan polimer dari asam amino dimana struktur
dari protein ada 4 macam yaitu : stuktur primer; sekunder; tersier; an
kuartener. Struktur primer protein ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu
asam amino yang berurutan membentuk ikatan peptide. Struktur sekuner terjadi
karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil dengan atom H dari
gugus amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral yang
disebut struktur helix. Bila ikatan hydrogen terjadi antara dua rantai
polipeptida maka membentuk rantai parallel dengan bentuk berkelok-kelok yang
disebut konfirmasi β. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan
[folding] rantai α-helix, konfirmasi β maupun gulungan suatu polipeptida
membentuk protein globular. Sebagian besar protein berbentuk globular yang
mempunyai berat molekul > 50.000 merupakan suatu oligomer yang
terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Rantai polipeptida ini
mengadakan interaksi memebentuk struktur kuartener dari protein oligomer.
Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator organic atau biasa
disebut enzim, dan bagian penting dari nucleoprotein.
D.
Alat
Dan Bahan
No
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
Gambar
|
1.
|
Larutan Glisin
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
2.
|
Larutan Alanin
|
Sebagai bahan yang
akan diuji
|
|
3.
|
Larutan Ninhidrin
|
Sebagai senyawa pereaksi
|
|
4.
|
Pipet Tetes
|
Sebagai alat yang
digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran yang sedikit.
|
|
5.
|
Beker Gelas
|
Sebagai tempat atau
wadah suatu larutan atau bahan.
|
|
6.
|
Penjepit tabung
|
Digunakan untuk
menjepit alat atau tabung reaksi yang dalam keadaan panas setelah di reaksikan
|
|
7.
|
Tabung Reaksi
|
Sebagai alat yang
digunakan untuk mereaksiakan suatu larutan
|
|
8.
|
Hot Plate
|
Digunakan untuk
memanasakan suatu bahan yang ada pada gelas beker
|
|
9.
|
Dispo
|
Digunakan untuk
mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit.
|
|
E.
Prosedur Kerja
Memasukan 1 ml larutan Glisin
|
Memasukan
1 ml larutan Alanin
|
Menambahkan 5 tetes larutan Ninhidrin pada larutan
Glisin menggunakan pipet tetes
|
Menambahkan 5 tetes larutan Ninhidrin pada larutan
Alanin menggunakan pipet tetes
|
Kemudian
di didihkan selama 2 menit jika tidak terjadi perubahan maka waktu di
tambah 5 menit
|
F.
Hasil
pengamatan
No
|
Asam Amino
|
Hasil
|
Waktu
|
Keterangan
|
1.
|
Glisin
|
Ungu
Ungu Pekat
|
1 Menit 09 detik
pertama
1 menit 29 detik
kedua |
Reaksi positif, glisin mengandung gugus amino bebas,
ditandai dengan warna larutan ungu setelah dipanaskan terjadi perubahan warna
ungu pekat
|
2.
|
Alanin
|
Putih bening
Putih bening
|
2 menit
pertama
5
menit kedua
|
Reaksi
Negatif Alanin tidak mengandung gugus amino bebas dengan tidak terjadi
perubahan warna.
|
G.
Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai uji asam amino dan protein dengan
reaksi Ninhidrin. Asam amino yang diuji
ada 2 asam amino yang terdiri dari glisin, dan alanine.Pertama dilakukan dengan
menggunakan larutan Glisin yang dimasukan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml dan
direaksikan dengan 5 larutan Ninhidrin yang di panaskan selama 2 tahap pada
tahap pertama 1 Menit 09 detik
terjadi perubahan warna ungu,kemudian pada tahap kedua 1 menit 29 detik
terjadi perubahan warna ungu pekat pada
larutan Glisin yang menandakan bahwa glisin mengandung gugus amino bebas.
sehingga dikatakan reaksi ini
positif terhadap uji ninhidrin. Namun berbeda dengan Alanin yang warnanya putih
bening (tidak berubah), hal ini dikarenakan Alanin tidak terdapatnya gugus amino bebas, gugus aminonya
tersubstitusi sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji ninhidrin.
Reaksi ninhidrin dapat
dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam
amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu. Uji Ninhidrin merupakan
uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat adanya
gugus amino bebas. Semua asam amino dan
peptida yang mengandung gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang
positif. Reaksi positif, mengandung gugus
amino bebas, ditandai dengan warna larutan ungu setelah dipanaskan.
Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan
asam amino pada pH antara 4 sampai 8. Reaksi ini juga positif untuk amina
primer atau ammonia tanpa adanya CO2 yang dibebaskan. Dari hasil praktikum di
atas yang memiliki reaksi positif menghasilkan warna ungu adalah glisisn dan
Alanin. Ninhydrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif
dari α asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih
pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi
dengan NH3 sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna biru atau ungu dengan
absorpsi warna maksimum pada panjang gelombang 570 nm. Reaksi ini bereaksi
positif hampir dengan semua jenis protein.
H.
Kesimpulan
Melalui uji Asam amino
dengan reaksi Ninhidrin terhadap Glisin dan Alanin dapat disimpulkan bahwa pada
larutan Glisin terjadi perubahan warna ungu pekat setelah larutan glisin
dipanaskan hal ini menandakan bahwa glisin mengandung gugus amino bebas.
Sedangkan untuk larutan Alanin tampak tidak terjadi perubahan warna.
Asam Amino merupakan unit
pembangun protein. Protein mengandung molekul organik kompleks, tersusun dari
unsur-unsur C, H, O dan N, serta kadang-kadang P dan Kelarutan asam amino
tergantung pada gugus-R dari masing – masing asam amino. Sebagian besar asam
amino tidak dapat larut dalam pereaksi non polar seperti eter, aseton dan
kloroform. Reaksi ninhidrin merupakan
reagen penoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan semua asam amino pada
pH 4-8 membentuk senyawa berwarna ungu, kecuali pada larutan Alanin.
.
I.
Jawaban
Tugas
Soal :
1. Apakah
semua asam amino diatas bereaksi positif? Jika ada yang tidak bereaksi,asam
amino apa dan mengapa?
2. Asam
amino mana yang paling cepat bereaksi dan mengapa?
3. Tuliskan
kesimpulan anda!
Jawaban
:
1. Asam
amino yang tidak bereaksi yaitu pada larutan Alanin hal ini dikarenakan tidak terdapatnya
gugus amino bebas pada larutan Alanin, serta gugus aminonya tersubstitusi
sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji ninhidrin.
2. Asam Amino yang paling cepat
bereaksi yaitu larutan Glisin dimana perubahan warna ungu pekat pada Glisin yang
menandakan bahwa glisin mengandung gugus amino bebas.
sehingga dikatakan reaksi ini
positif terhadap uji ninhidrin.
3. Secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa Asam amino yaitu Glisin dan Alanin memiliki gugus aminonya masing yang
dapat disesuaikan oleh zat pereaksi.
Daftar pustaka
Gilvery,
et al. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Surabaya:
Airlangga University Press.
Harper, et
al. 1980. Biokimia (Review Of Physilogical Chemistry) Edisi 17. Jakarta:
EGC
Harrow.
1954. Textbook Of Biochemistry 6th Edition. U.S.A: Saunders
Company.
Lehninger.
1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawijaya. Jakarta:
Erlangga.
Wirahadikusumah,
Muhammad. 1997. Biokimia: protein, enzim, dan asam. Bandung: Penerbit
ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar