Minggu, 18 Oktober 2015

contoh laporan praktikum biokimia . Sifat-sifat umum Asam Amino dan Potein Reaksi Ninhidrin



PRAKTIKUM IV

A.    Judul
Sifat-sifat umum Asam Amino dan Potein Reaksi Ninhidrin
           
B.     Tujuan    
Mengetahui sifat Asam Amino dan protein melalui reaksi Ninhidrin

C.    Dasar Teori
 Asam amino merupakan unit pembangun protein. Protein mengandung molekul organik kompleks, tersusun dari unsur-unsur C, H, O dan N, serta kadang-kadang P dan S. Kelarutan asam amino tergantung pada gugus-R dari masing – masing asam amino. Sebagian besar asam amino tidak dapat larut dalam pereaksi non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup.
Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul yang tidak berguna. Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organic, tetapi mirip dengan garam-garam organic.
Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organic. Titik leleh asam-asam amino sangat tinggi untuk senyawa-senyawa organic dengan massa molekul relative rendah dan kebanyakan lebih besar dari 200oC. hal ini dapat dijelaskan karena asam amino didalam larutan netral akan membentuk zwitter ion atau ion yang bermuatan ganda. Titik leleh yang tinggi dapat pula dijelaskan dalam hubungannya dengan energy yang di butuhkan untuk memecah ikatan-ikatan ionic dalam kisi kristalnya.

Gambar struktur asam amino

Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya, sifat muatan dari protein banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Dalam protein, asam amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH-]. Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu dengan gugus -NH2 dari asam amino yang lain.
Protein merupakan polimer dari asam amino dimana struktur dari protein ada 4 macam yaitu : stuktur primer; sekunder; tersier; an kuartener. Struktur primer protein ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan membentuk ikatan peptide. Struktur sekuner terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil dengan atom H dari gugus amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan hydrogen terjadi antara dua rantai polipeptida maka membentuk rantai parallel dengan bentuk berkelok-kelok yang disebut konfirmasi β. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan [folding] rantai α-helix, konfirmasi β maupun gulungan suatu polipeptida membentuk protein globular. Sebagian besar protein berbentuk globular yang mempunyai berat molekul > 50.000 merupakan suatu oligomer yang terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Rantai polipeptida ini mengadakan interaksi memebentuk struktur kuartener dari protein oligomer. Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator organic atau biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nucleoprotein.

D.    Alat Dan Bahan
No
Nama Alat dan Bahan
Fungsi
Gambar
1.
Larutan  Glisin
Sebagai bahan yang akan diuji
2.
Larutan Alanin
Sebagai bahan yang akan diuji
3.
Larutan Ninhidrin
Sebagai senyawa pereaksi
4.
Pipet Tetes
Sebagai alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam ukuran yang sedikit.
5.
Beker Gelas
Sebagai tempat atau wadah suatu larutan atau bahan.
6.
Penjepit tabung
Digunakan untuk menjepit alat atau tabung reaksi yang dalam keadaan panas setelah di reaksikan
7.
Tabung Reaksi
Sebagai alat yang digunakan untuk mereaksiakan suatu larutan
8.
Hot Plate
Digunakan untuk memanasakan suatu bahan yang ada pada gelas beker
9.
Dispo
Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit.

E.     Prosedur Kerja
Memasukan  1 ml larutan Glisin
 




Memasukan 1 ml larutan Alanin
 




Menambahkan  5 tetes larutan Ninhidrin pada larutan Glisin menggunakan pipet tetes

 




Menambahkan  5 tetes larutan Ninhidrin pada larutan Alanin menggunakan pipet tetes









Kemudian di didihkan selama 2 menit jika tidak terjadi perubahan maka waktu di tambah 5 menit
 






F.     Hasil pengamatan

 








No
Asam Amino
Hasil
Waktu
Keterangan
1.
Glisin



Ungu


Ungu Pekat
1 Menit 09 detik
pertama

1 menit 29 detik
kedua
Reaksi positif, glisin mengandung gugus  amino bebas, ditandai dengan warna larutan ungu setelah dipanaskan terjadi perubahan warna ungu pekat
2.
Alanin
Putih bening

Putih bening
2 menit
 pertama

5 menit kedua
Reaksi Negatif Alanin tidak mengandung gugus amino bebas dengan tidak terjadi perubahan warna.



G.    Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai uji asam amino dan protein dengan reaksi  Ninhidrin. Asam amino yang diuji ada 2 asam amino yang terdiri dari glisin, dan alanine.Pertama dilakukan dengan menggunakan larutan Glisin yang dimasukan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml dan direaksikan dengan 5 larutan Ninhidrin yang di panaskan selama 2 tahap pada tahap pertama 1 Menit 09 detik  terjadi perubahan warna ungu,kemudian pada tahap kedua 1 menit 29 detik terjadi  perubahan warna ungu pekat pada larutan Glisin yang menandakan bahwa glisin mengandung gugus  amino bebas. sehingga dikatakan reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin. Namun berbeda dengan Alanin yang warnanya putih bening (tidak berubah), hal ini dikarenakan Alanin tidak terdapatnya  gugus  amino bebas, gugus aminonya tersubstitusi sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji ninhidrin.
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu akibat adanya gugus  amino bebas. Semua asam amino dan peptida yang mengandung gugus α-amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Reaksi positif, mengandung gugus  amino bebas, ditandai dengan warna larutan ungu setelah dipanaskan. Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan asam amino pada pH antara 4 sampai 8. Reaksi ini juga positif untuk amina primer atau ammonia tanpa adanya CO2 yang dibebaskan. Dari hasil praktikum di atas yang memiliki reaksi positif menghasilkan warna ungu adalah glisisn dan Alanin. Ninhydrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari α asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna biru atau ungu dengan absorpsi warna maksimum pada panjang gelombang 570 nm. Reaksi ini bereaksi positif hampir dengan semua jenis protein.


H.    Kesimpulan
Melalui uji Asam amino dengan reaksi Ninhidrin terhadap Glisin dan Alanin dapat disimpulkan bahwa pada larutan Glisin terjadi perubahan warna ungu pekat setelah larutan glisin dipanaskan hal ini menandakan bahwa glisin mengandung gugus  amino bebas. Sedangkan untuk larutan Alanin tampak tidak terjadi perubahan warna.
Asam Amino  merupakan unit pembangun protein. Protein mengandung molekul organik kompleks, tersusun dari unsur-unsur C, H, O dan N, serta kadang-kadang P dan Kelarutan asam amino tergantung pada gugus-R dari masing – masing asam amino. Sebagian besar asam amino tidak dapat larut dalam pereaksi non polar seperti eter, aseton dan kloroform.  Reaksi ninhidrin merupakan reagen penoksidasi yang sangat kuat, akan bereaksi dengan semua asam amino pada pH 4-8 membentuk senyawa berwarna ungu, kecuali pada larutan Alanin.

.
I.       Jawaban Tugas
Soal :
1.      Apakah semua asam amino diatas bereaksi positif? Jika ada yang tidak bereaksi,asam amino apa dan mengapa?
2.      Asam amino mana yang paling cepat bereaksi dan mengapa?
3.      Tuliskan kesimpulan anda!
Jawaban :
1.      Asam amino yang tidak bereaksi yaitu pada larutan Alanin hal ini dikarenakan tidak terdapatnya gugus  amino bebas pada larutan Alanin, serta gugus aminonya tersubstitusi sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji ninhidrin.
2.      Asam Amino yang paling cepat bereaksi yaitu larutan Glisin dimana perubahan warna ungu pekat pada Glisin yang menandakan bahwa glisin mengandung gugus  amino bebas. sehingga dikatakan reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin.
3.      Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Asam amino yaitu Glisin dan Alanin memiliki gugus aminonya masing yang dapat disesuaikan oleh zat pereaksi.



Daftar pustaka

Gilvery, et al. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Surabaya: Airlangga University Press.
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review Of Physilogical Chemistry) Edisi 17. Jakarta: EGC
Harrow. 1954. Textbook Of Biochemistry 6th Edition. U.S.A: Saunders Company.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.  
Wirahadikusumah, Muhammad. 1997. Biokimia: protein, enzim, dan asam. Bandung: Penerbit ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar