Rabu, 19 Oktober 2016

Laporan Praktikum Sterilisasi dengan pembakaran


 
A.    Judul
Sterilisasi dengan pembakaran

B.     Tujuan Praktikum
Mengetahui cara sterilisasi berbagai alat dengan pembakaran

C.    Dasar Teori
Sterilisasi merupakan proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan seperti kuman, debu, virus, jamur, bakteri dan radikal bebas lainnya. Sterilisasi pembakaran adalah kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dengan menggunakan panas api. Dengan menggunakan suhu panas api maka kita dapat mensterilkan atau membebaskan suatu benda dari radikal bebas.
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan kondisi bebas mikroba. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan yang dilakukan dilaboratorium.
Metode atau cara sterilisasi tergantung pada jenis, macam dan sifat alat atau bahan yang disterilkan, misalnya ketahanan terhadap panas, wujud padat, cair, bentuk, ukuran dan sebagainya.
Pembakaran (incineration) merupakan cara sterilisasi yang 100% efektif, tetapi ini terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat penanam kuman (jarum ose/sengkelit), yakni dengan membakarnya sampai pijar. Dengan cara ini semua bentuk hidup akan dimatikan. Pembakaran juga dilakukan untuk bangkai binatang percobaan yang mati.
Dampak pemanasan terhadap kematian mikroorganisme sangat tergantung kepada suhu dan lama waktu sterilisasi. Panas menyebabkan enzim-enzim berhenti bekerja kepada suhu dan lama waktu sterilisasi. Panas menyebabkan enzim-enzim berhenti bekerja dan sel dapat kekurangan air. Menurut Barrow dan Feltham (1993:12-13) endospora bakteri lebih tahan panas daripada sel vegetative, tetapi semua bentuk endospora tidak memiliki ketahanan yang sama persis terhadap panas.
Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk endospora) yang disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini paling cepat. Namun kekurangannya adalah sangat terbatasnya cakupan alat yang disterilkan menggunakan pemijaran dan ketidakpastian dalam mensterilkan alat berukuran besar.
Bunsen burner dan pembakar spritus digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alcohol lalu dibakar. Bunsen burner berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakaran spritus berbahan bakar spritus (methanol). Namun pembakar spritus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena efisien dan portable.
Pembakar spritus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spritus, tetapi jika tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika menginginkan kerja pada udara yang steril.
Bunsen burner dapat menimbulkan api dan aliran udara yang besar. Penggunaan pembakar spritus atau Bunsen burner tidak disarankan dalam protective cabinet. Namun jika terpaksa diperlukan maka api diatur menjadi kecil sehingga tidak mengganggu aliran udara.
Gas torch pembakar api portable berbahan bakar gas sangat berguna saat dilakukan pengambilan sampel diluar laboratorium. Fungsinya adalah untuk mensterilkan sampel point yang dapat berupa kran, pipa atau yang lainnya sebelum pengambilan sampel dilakuknan. Selain itu dapat digunakan untuk sterilisasi dengan api pada berbagai alat karena gas torch lebih nyaman digenggam dibandingkan pembakar Bunsen atau pembakar spritus.
Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum ose dan sebagainya terbuat dari platina, caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu spritus sampai pijar. Sterilisasi dengan udara panas, untuk keperluan ini dipakai alat yang mempunyai thermostat yang disebut hot air stelizer.
Sterilisasi dengan menggunakan uap air panas, bahan-bahan yang mengandung cairan, tidak dapat disterilkan dengan udara panas yang kering. Sterilisasi yang baik adalah dengan menggunakan uap air panas bahan-bahan yang disterilkan denga cara ini pada umumnya mediumnya medium kultur yang tidak tahan terhadap panas yang sangat tinggi.
Sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, alat yang digunakan untuk sterilisai dengan uap panas bertekanan ialah autoclave. Alat ini terdiri atas suatu bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi monometer, thermometer dan kleb.

D.    Alat dan Bahan
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Jarum ose

Untuk mengambil koloni suatu mikroba dan untuk inokulasi
2.
Tabung reaksi
Untuk mencampur atau memanaskan larutan dalam jumlah kecil, dan sebagai tempat media padat dan cair
3.
Lampu Bunsen
Untuk memanaskan dan mensterilkan jarum inokulasi atau sengkelit
4.
Korek api
Untuk menyalakan lampu bunsen
5.
Media padat dalam cawan petri
Untuk media pembiakan mikroba

E.     Prosedur Kerja
1.      Menyalakan lampu Bunsen dan mengatur nyala api secara maksimal.



2.      Untuk mensterilkan jarum ose. Mengambil jarum ose kemudian melakukan pembakaran dengan api Bunsen mulai dari bagian pangkal kawat ose secara perlahan menuju ke ujung kawat jarum ose. Pembakaran jarum ose yang dibakar dibiarkan dingin, selanjutnya siap digunakan untuk mengambil/menginokulasi mikroba.


 






3.      Untuk mensterilkan mulut tabung reaksi. Membuka sumbat kapas kemudian melewatkan mulut tabung pada api. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah mengambil/menginokulasi biakan. Menutup kembali mulut tabung dengan kapas.
4.      Untuk mensterilkan cawan petri. Sebelum cawan petri dibuka untuk menginokulasi maupun cawan petri ditutup setelah diinokulasi, melewatkan tepi cawan di api Bunsen.

F.     Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan yang diperoleh dari sterilisasi pembakaran adalah alat-alat dan bahan yang sudah dalam keadaan steril dan sudah siap untuk digunakan.
 

G.    Pembahasan
Dengan sterilisasi pembakaran yang dilakukan pada jarum ose, tabung reaksi dan cawan petri, sterilisasi pembakaran ini dilakukan di atas lampu Bunsen.
Steriliasi pembakaran yang dilakukan pada jarum ose, pembakaran dilakukan dari pangkal kawat sampai ujung jarum ose sebelum mengambil biakan, kemudian disterilkan kembali. Sterilisasi pembakaran pada jarum ose ini bertujuan agar sebelum mengambil biakan yang diamati jarum tersebut steril dan bebas dari bakteri atau agar meminimalisi terjadinya kontaminasi pada biakan.
Untuk sterilisasi pada tabung reaksi hanya bagian mulutnya saja yang dilewatkan pada lampu Bunsen dan pada cawan petri pun seperti itu sampai alat-alat tersebut siap untuk digunakan.
Dampak pemanasan terhadap kematian mikroorganisme sangat tergantung kepada suhu dan lama waktu sterilisasi.

H.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sterilisasi pembakaran adalah salah satu sterilisasi dengan menggunakan pembakaran langsung pada lampu Bunsen. Alat-alat yang disterilkan dengan cara pembakaran adalah jarum ose, tabung reaksi, cawan petri, dll.



I.       Jawaban Tugas
Soal
Mengapa semua alat di atas harus dilewatkan pada api bunsen?

Jawaban:
Karena teknik pembakaran langsung ini merupakan teknik sterilisasi yang tercepat dan 100% efektif membunuh bentuk spora maupun toksin yang dihasilkan oleh bakteri.


Daftar Pustaka
Agnes Sri Harti, Dra. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Surakarta: Nuha Medika
Entjang Indah, Dr. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Hasan, A. M. 2006. Mikrobiologi Dasar. Gorontalo: Nurul Jannah.
Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Team Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Waluyo, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMPress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar