A.
Judul
Pembiakan
bakteri
B.
Tujuan
praktikum
-
Mempelajari sifat – sifat koloni bakteri
pada media agar
-
Memahami cara mengisolasi mikrobs untuk
mendapatkan biakan murni
C.
Dasar
teori
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme
yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk
bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral. Bakteri adalah organisme bersel
tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel
berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel
yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri
dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri
atas campuran polipeptida dan polisakarida.
Pada umumnya ukuran tubuh akteri sangat kecil,
umumnya bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 1000 X atau lebih. Satuan ukuran tubuh bakteri adalah
mikrometer atau mikron.
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai
berbagai bentuk yang sebagian m.mm
dan panjang 5mbesar berbentuk
batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti,
terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang
halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom.Bakteri
berkembang biak dengan membelah diri.
1. Morfologi
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu
dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan
golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek,
silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat
bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama
lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua
disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul,
sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah
bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak
golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher,
ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut
tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut
stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina.
Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok
serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini
merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus
maupun golongan basil. Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang
memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan
yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini
disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus
tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam
laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan
ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah
digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu
dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan
pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan
suhu, tipe bakteri yang diujmpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik,
termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh
pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di
atas suhu 65 derajat celcius.
Pertumbuhan dapat
didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume
serta ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti
bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel.
Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola
pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid.
2. Struktur sel bakteri
a.
Struktur luar
1) Flagel
atau bulu cambuk
Bakteri dapat bergerak kemana- mana dengan
menggunakan flagel (dari kata flagellum, yang berarti bulu cambuk). Bakteri
golongan kokus tidak banyak bergerak. Golongan spiiril banyak yang dapat
bergerak, karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua ujungnya. Golongan
basil yang dapat bergearak mempunyai flagel yang tersebar baik pada ujung –
ujung maupun pada sisi.
2) Pili
atau fimbriae
Pili merupakan benang – benang halus yang keluar
atau menonjol dari dinding sel, dan hanya di ketemukan pada bakteri berbentuk
batang bersifat gram negatif.
3) Kapsula
atau lapisan lendir
Lapisan lendir menyelubungi dinding sel seluruh
bakteri. Bila lapisan lendir cukup tebal maka bungkus itu di sebut kapsula.
Lapisan lendir terdiri atas karbohidrat.
4) Dinding
sel
Berfungsi memberikan bentuk tertentu pada bakteri,
untuk mengatur keluar masuknya zat kimia, serta memegang peranan dalam
pembelahan sel. Dinding sel sangat tipis, sifatnya elastis, terletak di antara
kapsula dan membran sitoplasma dengan susunan kimia kompleks.
3. Susunan
dalam sel bakteri
a)
Membran sitoplasma
Mimbran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein,
lipida, serta asam nukleat. Membran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein
ini mudah sekali menghisap warna yang bersifat alkalis.
b)
Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang di sebut juga
sitoplasma atau plasma sel. Protoplasma merupakan koloid yang mengandung
karbohidrat, protein, enzim, belerang, kalsium karbonat, dan volutin yaitu
suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang mudah zat
warna tertentu, yang bersifat basa.
c)
Inti atau nukleus
Nukleus merupakan lokasi utama bahan genetik, dan
berfungsi sebagai pusat pengendalian sel. Bakteri merupakan makhluk hidup yang
bersifat haploid. Kromosom bakteri tidak memanjang serupa potongan – potongan
benang, tetapi melingkar tanpa ujung pangkal.
d)
Organel – organel yang lain
Organel adalah struktur – struktur yang terbatasi
oleh membran di dalam sitoplasma yang melakukan fungsi – fungsi khusus di dalam
sel. Bakteri tidak mempunyai organel nukleolus, tidak mempunyai retikulum
indoplasma, tidak mempunyai mitokondria, dan tidak mempunyai tubuh golgi
seperti lazimnya sel – sel makhluk berderajat tinggi.
D.
Alat
dan bahan
No
|
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Pembakar bunsen
|
![]() |
Untuk membakar atau mensterilkan
alat
|
2.
|
Jarum inokulasi/Ose/Sengkelit
|
![]() |
Untuk mengambil sampel/ bakteri
|
3.
|
Medium kaldu nutrien agar (NA
pada cawan petri)
|
![]() |
Berfungsi untuk media pertumbuhan
bakteri
|
E.
Prosedur
kerja
1.
Mebiakakan bakteri


a.
Nutrisi agar I : mikroba dari udara, membuka cawan petri I
di atas meja selama 15 menit

b. Nutrisi
agar II : mikroba dari mulut, salah satu anggota kelompok mengucapkan beberapa
kata sambil berhadapan dengan lempeng agar terbuka dengan jarak 15 – 20 cm dari
permukaan agar, kemudian segera menutupnya kembali.

2. Kedua
lempeng agar kemudian di inkubasi atau memasukannya dalam inkubator pada suhu
37 derajat celcius selama 1 X 24 jam, lalu mengamati koloni yang tumbuh. Semua
kegiatan di lakukan di dekat api.

3. Mengamati
sifat – sifat koloni yang tumbuh pada permukaan agar, kemudian mencatat
pengamatan.
-
Jumlah koloni - Macam koloni
-
Bentuk koloni - Warna koloni
-
Ukuran koloni ( diameter ) - Kenaikan permukaan ( rata,
-
Mengkilat atau suram cembung, cekung dsb )
F.

Hasil
pengamatan


No.
|
Sifat-Sifat
koloni
|
NA
Mulut
|
NA
Udara
|
1.
|
Jumlah koloni
|
115
|
171
|
2.
|
Bentuk koloni
|
Kokus
|
Kokus
|
3.
|
Ukuran koloni (dimeter)
|
Besar = 0,45 cm
Kecil = 0,01 cm
|
Besar = 0,5 cm
Kecil = 0,01 cm
|
4.
|
Mengkilat atau suram
|
Suram
|
Suram
|
5.
|
Warna koloni
|
Putih kabur
|
Putih kabur
|
6.
|
Kenaikan permukaan
|
Cembung
|
Cembung
|
G.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
pembiakan bakteri dengan sampel dari udara dan dari mulut, di dapatkan sampel
bakteri dari mulut jumlahnya yaitu 115 dan pada sampel bakteri dari udara yaitu 171.
Selain itu ukurannya juga berbeda – beda. Warna dari bakteri yang diamati dari kedua sampel yaitu sama – sama
berwarna putih kabur dan kenaikan permukaannya juga sama – sama cembung. Bentuk
baterinya berbentuk kokus, yaitu bakteri yang mempunyai bentuk bulat seperti
bola – bola kecil. Bakteri bentuk kokus ini ada yang bergerompol dan bergandeng
– gandengan membentuk koloni.
Pembiakan bakteri tersebut di lakukan dengan
menggunakan media NA yang ada di dalam cawan petri. Dengan menaruh cawan petri
yang ada media NA di atas meja dalam keadaan terbuka selama 15 menit, untuk
sampel bakteri dari udara. Sedangkan sampel bakteri dari mulut dilakukan dengan
cara salah satu orang dalam kelompok berbicara di depan cawan petri yang
sedikit terbuka selama 15 menit. Setelah itu di masukan kedalam inkubator untuk
di inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 2x24 jam.
H.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat di
simpulkan bahwa ternyata bakteri dari NA
udara lebih banyak dari pada NA mulut. Dan warnanya putih kabur. Ukuran
diameternya berbeda – beda ada yang kecil (0.01cm) dan ada yang besar (1cm).
Bakteri tersebut berbentuk kokus.
I.
Jawaban
tugas
Soal
1. Apakah
ada perbedaan jenis mikroba yang tumbuh untuk setiap perlakuan?
2. Apakah
ada pengaruh lamanya inkubasi dengan jumlah koloni yang tumbuh?
3. Mengapa
pembiakan dan banyaknya bakteri dipengaruhi oleh lamanya inkubasi?
Jawaban
1. Ya
ada,
2. Ya
ada, lama inkubasi mempengaruhi pertumbuhan koloni.
3. Karena
bakteri membutuhkan suhu tertentu dalam waktu tertentu pula untuk dapat
berkembangbiak, sehingga lamanya inkubasi berpengaruh untuk pembiakannya.
Daftar
pustaka
Fardiaz
.1992. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Lay, B.W. dan Hastowo, S., 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Pers,
Schlegal, H.G. dan Schmidt,
K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada UniversityPress,.
Suriwiria. 1985.
Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung:
Penerbit Angkasa
Team Teaching. 2015.
Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi.
Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Waluyo lud.
2007. Mikrobiologi umum. Malang: UMM
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar