Rabu, 19 Oktober 2016

Laporan Praktikum Pembiakan bakteri




A.    Judul
Pembiakan bakteri

B.     Tujuan praktikum
-          Mempelajari sifat – sifat koloni bakteri pada media agar
-          Memahami cara mengisolasi mikrobs untuk mendapatkan biakan murni

C.    Dasar teori
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral. Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida.
Pada umumnya ukuran tubuh akteri sangat kecil, umumnya bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1000 X atau lebih. Satuan ukuran tubuh bakteri adalah mikrometer atau mikron.
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.mm dan panjang 5mbesar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom.Bakteri berkembang biak dengan membelah diri.
1.      Morfologi
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus) berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil. Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu. Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 65 derajat celcius.
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid.
2.      Struktur sel bakteri
a.         Struktur luar
1)      Flagel atau bulu cambuk
Bakteri dapat bergerak kemana- mana dengan menggunakan flagel (dari kata flagellum, yang berarti bulu cambuk). Bakteri golongan kokus tidak banyak bergerak. Golongan spiiril banyak yang dapat bergerak, karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua ujungnya. Golongan basil yang dapat bergearak mempunyai flagel yang tersebar baik pada ujung – ujung maupun pada sisi.
2)      Pili atau fimbriae
Pili merupakan benang – benang halus yang keluar atau menonjol dari dinding sel, dan hanya di ketemukan pada bakteri berbentuk batang bersifat gram negatif.
3)      Kapsula atau lapisan lendir
Lapisan lendir menyelubungi dinding sel seluruh bakteri. Bila lapisan lendir cukup tebal maka bungkus itu di sebut kapsula. Lapisan lendir terdiri atas karbohidrat.
4)      Dinding sel
Berfungsi memberikan bentuk tertentu pada bakteri, untuk mengatur keluar masuknya zat kimia, serta memegang peranan dalam pembelahan sel. Dinding sel sangat tipis, sifatnya elastis, terletak di antara kapsula dan membran sitoplasma dengan susunan kimia kompleks.
3.      Susunan dalam sel bakteri
a)         Membran sitoplasma
Mimbran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein, lipida, serta asam nukleat. Membran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein ini mudah sekali menghisap warna yang bersifat alkalis.
b)        Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang di sebut juga sitoplasma atau plasma sel. Protoplasma merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim, belerang, kalsium karbonat, dan volutin yaitu suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang mudah zat warna tertentu, yang bersifat basa.
c)         Inti atau nukleus
Nukleus merupakan lokasi utama bahan genetik, dan berfungsi sebagai pusat pengendalian sel. Bakteri merupakan makhluk hidup yang bersifat haploid. Kromosom bakteri tidak memanjang serupa potongan – potongan benang, tetapi melingkar tanpa ujung pangkal.
d)        Organel – organel yang lain
Organel adalah struktur – struktur yang terbatasi oleh membran di dalam sitoplasma yang melakukan fungsi – fungsi khusus di dalam sel. Bakteri tidak mempunyai organel nukleolus, tidak mempunyai retikulum indoplasma, tidak mempunyai mitokondria, dan tidak mempunyai tubuh golgi seperti lazimnya sel – sel makhluk berderajat tinggi.

D.    Alat dan bahan
No
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Pembakar bunsen
Untuk membakar atau mensterilkan alat
2.
Jarum inokulasi/Ose/Sengkelit
Untuk mengambil sampel/ bakteri
3.
Medium kaldu nutrien agar (NA pada cawan petri)
Berfungsi untuk media pertumbuhan bakteri

E.     Prosedur kerja
1.        Mebiakakan bakteri
Menyedikan satu set medium agar terdiri dari 2 cawan kaldu NA.






a.       Nutrisi agar I  : mikroba dari udara, membuka cawan petri I di atas meja selama 15 menit






b.      Nutrisi agar II : mikroba dari mulut, salah satu anggota kelompok mengucapkan beberapa kata sambil berhadapan dengan lempeng agar terbuka dengan jarak 15 – 20 cm dari permukaan agar, kemudian segera menutupnya kembali.
2.      Kedua lempeng agar kemudian di inkubasi atau memasukannya dalam inkubator pada suhu 37 derajat celcius selama 1 X 24 jam, lalu mengamati koloni yang tumbuh. Semua kegiatan di lakukan di dekat api.
3.      Mengamati sifat – sifat koloni yang tumbuh pada permukaan agar, kemudian mencatat pengamatan.
-          Jumlah koloni                                      - Macam koloni
-          Bentuk koloni                                                 - Warna koloni
-          Ukuran koloni ( diameter )                  - Kenaikan permukaan ( rata,                               
-          Mengkilat atau suram                             cembung, cekung dsb )

F.     Hasil pengamatan





No.
Sifat-Sifat koloni
NA Mulut
NA Udara
1.
Jumlah koloni
115
171
2.
Bentuk koloni
Kokus
Kokus
3.
Ukuran koloni (dimeter)
Besar = 0,45 cm
Kecil = 0,01 cm
Besar = 0,5 cm
Kecil = 0,01 cm
4.
Mengkilat atau suram
Suram
Suram
5.
Warna  koloni
Putih kabur
Putih kabur
6.
Kenaikan permukaan
Cembung
Cembung

G.    Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembiakan bakteri dengan sampel dari udara dan dari mulut, di dapatkan sampel bakteri dari mulut jumlahnya yaitu 115 dan  pada sampel bakteri dari udara yaitu 171. Selain itu ukurannya juga berbeda – beda. Warna dari bakteri yang  diamati dari kedua sampel yaitu sama – sama berwarna putih kabur dan kenaikan permukaannya juga sama – sama cembung. Bentuk baterinya berbentuk kokus, yaitu bakteri yang mempunyai bentuk bulat seperti bola – bola kecil. Bakteri bentuk kokus ini ada yang bergerompol dan bergandeng – gandengan membentuk koloni.
Pembiakan bakteri tersebut di lakukan dengan menggunakan media NA yang ada di dalam cawan petri. Dengan menaruh cawan petri yang ada media NA di atas meja dalam keadaan terbuka selama 15 menit, untuk sampel bakteri dari udara. Sedangkan sampel bakteri dari mulut dilakukan dengan cara salah satu orang dalam kelompok berbicara di depan cawan petri yang sedikit terbuka selama 15 menit. Setelah itu di masukan kedalam inkubator untuk di inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 2x24 jam.


H.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa  ternyata bakteri dari NA udara lebih banyak dari pada NA mulut. Dan warnanya putih kabur. Ukuran diameternya berbeda – beda ada yang kecil (0.01cm) dan ada yang besar (1cm). Bakteri tersebut berbentuk kokus.

I.       Jawaban tugas
Soal
1.    Apakah ada perbedaan jenis mikroba yang tumbuh untuk setiap perlakuan?
2.    Apakah ada pengaruh lamanya inkubasi dengan jumlah koloni yang tumbuh?
3.    Mengapa pembiakan dan banyaknya bakteri dipengaruhi oleh lamanya inkubasi?

Jawaban
1.    Ya ada,
2.    Ya ada, lama inkubasi mempengaruhi pertumbuhan koloni.
3.    Karena bakteri membutuhkan suhu tertentu dalam waktu tertentu pula untuk dapat berkembangbiak, sehingga lamanya inkubasi berpengaruh untuk pembiakannya.


Daftar pustaka
Fardiaz .1992. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia
Lay, B.W. dan Hastowo, S., 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Pers,
Schlegal, H.G. dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress,.
Suriwiria. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Penerbit Angkasa
Team Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Waluyo lud. 2007. Mikrobiologi umum. Malang: UMM Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar