Rabu, 19 Oktober 2016

Laporan Praktikum Uji kuantitatif pada Ikan kaleng, ikan segar dan ikan asap dengan menggunakan metode tuang (pour plate)




A.    Judul
Uji kuantitatif pada Ikan  kaleng, ikan segar dan ikan asap dengan menggunakan metode tuang (pour plate)

B.     Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui jumlah bakteri pada ikan kaleng, ikan segar dan ikan asap dengan menggunakan metode tuang (pour plate)

C.    Dasar Teori
       Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method). (Lim, 1990).
      Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
       Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan khamir dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah tekhnik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya.
       Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelezar,1986).
       Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 1987)
       Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005).
       Pada metode tuang, sejumlah sampel (1ml atau 0.1ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair, steril yang telah didinginkan(47-50 oc) sebanyak 15-20 ml.
       Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Koloni per ml atau per gram=jumlah koloni per cawan x 1/ faktor pengenceran
Laporan dari hasil menghitung dengan cara hitungan cawan mengggunakan satu standar yang disebut standard plate count sebagai berikut:
1.      Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300, jika tidak ada yang memenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 300
2.      Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni.
3.      Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagi satu koloni.
4.      Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petridish, koloni demikian dinamakan spreader.
5.      Perbandingan jumlah bakteri hassil pengenceran yang berturut-turut antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya, jika sama ataau lebih kecil dari dua hasilnya di rata-rata. Tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai jumlah mikroba dari hasil pengenceran sebelumnya.
6.      Jika dengan ulangan setelah memenuhi syarat hasilnya dirata-rata
Metode cawan tuang sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan keterampilan khusus dengan hasil biakan yang cukup baik. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolat yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml garam fisiologis (NaCl 0.85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagi penyangga pH agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan. Pengenceran dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak terlalu padat atau memenuhi cawan (biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan). Sekitar 1 ml suspensi dituang ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrien agar) steril hangat (40-500C) kemudian ditutup rapat dan diletakkan dalam inkubator (370C) selama 1-2 hari.
Didalam penggunaan metode spread plate dan pour plate sangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak, karena pada petri yang ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni tunggal sehingga dapat menimbulkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30 – 300 koloni. 
Untuk memperoleh jumlah koloni yang tepat, sampel yang akan dianalisa harus selalu diencerkan terlebih dahulu. Karena dalam penerapannya sangat sulit dilakukan pendugaan jumlah sel maka biasanya sangat penting untuk melakukan pengenceran lebih dari satu. 

D.    Alat dan bahan
1.        Alat
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Vortex
Untuk menghomogenkan
/mencampurkan larutan
2.
Petridish
Sebagai tempat larutan kimia
3.
Erlenmeyer
Sebagai tempat larutan kimia
4.
Mikropipet

Untuk mengambil Larutan dalam jumlah yang sedikit
5.
Incubator autoclave
Digunakan  untuk mensteril alat maupun media dalam praktikum
6.
Mortir
Untuk menghaluskan bahan
7.
Coloni counter
Untuk mengehitung banyaknya koloni
8.
Bunsen
Untuk memaanaskan dan mensterilkan alat praktikum
9.
Neraca ohause
Untuk mnimbang bahan yang di pakai
10.
Tabung Reaksi
Digunakan untuk bermacam-macam kegiatan, misalnya mencampur atau memanaskan larutan

2.        Bahan
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
NaCl fisiologis
Sebagai bahan pengencer
2.
Aquades steril
Untuk mensterilkan.bahan dan alat praktikum
3.
NA (Nurtien Agar)
Media bakteri yang di gunakan dalam praktikum
4.
Alkohol 70%
Sebagai bahan yang mensterilkan alat
5.
Ikan kaleng
Digunakan  sebagai sampel

E.     Prosedur Kerja
1.      Cara kerja yang dilakukan dalam perhitungan jumlah bakteri adalah dengan cara menumbuhkan bakteri pada media nutrien agar pada cawan petri dengan menggunakan metode tuang
2.      Memotong Ikan asap/ikan Segar/ikan kaleng, kemudian menghaluskannya, menimbang seberat 1 gram, menambahkan larutan 9 ml NaCl, dan menghomogenkan di dapatkan pengenceran 10-1


3.      Dari pengenceran 10-1 mengambil sebanyak 1 ml, mencampurkan dengan NaCl fisioogis, menghomogenkan dan di dapatkan pengenceran 10-2, demikian juga selanjutnya.
 
4.      Setelah itu mengambil sebanyak 1 ml dari masing-masing pengenceran dan memindahkan kedalam cawan petri kemudian menuangkan NA cair dengan suhu 45-500C, menggerakan perlahan-lahan agar sampel tercampur rata kedalam media.
  
5.      Selanjutnya menginkubasi dalam inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam dengan keadaan cawan petri terbalik.
F.     Hasil Pengamatan
Media Pengenceran 10-1
·         Jumlah Koloni : 265
·         Bentuk Koloni : kokus
·         Kenaikan permukaan   : Cembung
·         Warna koloni : putih

Media Pengenceran 10-2
·         Jumlah Koloni : 7
·         Bentuk Koloni : kokus
·         Kenaikan permukaan : Cembung
·         Warna koloni : putih

Media Pengenceran 10-3
·         Jumlah Koloni : 102
·         Bentuk Koloni : kokus
·         Kenaikan permukaan : Cembung
·         Warna koloni : putih
G.    Pembahasan
       Pada percobaan ini pertama menghaluskan ikan kaleng dan menimbanynya seberat 1 gram, setelah itu menambahkan larutan NaCl sebanyak 1 ml, kemudian mencampurkan atau menghomogenkan menggunakan vorteks dan di dapatkan pengenceran 10-1. Dari pengenceran  10-1 diambil sebanyak 1 lalu dicampurkan kembali dengan 9 ml NaCl fisiologis kemudian di vorteks sehingga mendapatkan pengenceran 10-2 , demikian juga untuk pengenceran 10-3. Setelah itu dari masing-masing pengenceran diambil sebanyak 1 ml dan dipindahkan ke dalam cawan petri steril, kemudian ditambahkan NA cair dan dilakukan pencampuran antara sampel dan media dengan memutar cawan petri secara pelan pada permukaan yang rata. Karena sampel dicampur dengan media agar cair maka volume kultur
       Berdasarkan hasil pengamatan mengunakan metode pour plate pada sampel yaitu pada pengenceran 10-1 setelah di inkubasi dengan suhu 370C selama 1 x 24 pada cawan petri untuk pengenceran 10-1 terdapat bakteri berjumlah 265, sedangkan pada pengenceran 10-2 terdapat bakteri berjumlah 7 dan pada pengenceran 10-3 terdapat bakteri berjumlah  102.
Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung sebagai berikut :
Dari percobaan yang dilakukan di atas ada dua cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan sejumlah koloni antara 30-300. Jika antara 30-300 dari dua tingkat pengenceran dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari pengenceran tsb lebih kecil atau = 2, dilaporkan rata-ratanya. Jika lebih besar dari 2 maka yang dilaporkan adalah hasil yang terkecil.

10-1                      10-2                  10-3
265                  7                     102              =     102000/2650   > 2

       Dari hasil perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah di dapatkan > 2,  maka yang dilaporkan hanya hasil yang terkecil
Koloni per ml atau per gram=jumlah koloni per cawan x 1/ faktor pengenceran

=  265 x
=  265 x 101
=  2,7 x 102  koloni/ml
                       
H.    Kesimpulan
Jumlah koloni yang diperoleh dengan menggunakan metode ini tidak hanya bergantung pada jumlah inokulum tetapi juga kesesuaian media dan kondisi inkubasi yang digunakan dan juga bergantung pada lama waktu inkubasi. Sel yang ditumbuhkan pada media tidak seluruhnya akan tumbuh menjadi koloni pada tingkat yang sama, dan jika waktu inkubasi yang digunakan pendek maka jumlah koloni yang diperoleh mungkin lebih rendah dari jumlah maksimum koloni yang dapat terbentuk. Sebagai catatan sangat mungkin dua atau lebih sel dapat membentuk hanya satu koloni, sehingga untuk menggambarkan hasil yang didapatkan maka viable count lebih dinyatakan sebagai jumlah colony-forming unit dibanding dinyatakan sebagai jumlah viable cell (karena koloni yang terbentuk mungkin mengandung lebih dari satu sel mikroba).

I.       Jawaban Tugas
(tidak ada pada modul)


Daftar Pustaka
Dwijoseputro, D. 1998, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta: Djambatan
Hadiaetomo, R.S, 1985, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek,, Jakarta: PT. Gramedia
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Saraswati, Dian. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi. Gorontalo: FIKK Kesehatan Masyarakat
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti
Team Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum edisi revisi. Malang: ummpress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar