A.
Judul
Sterilisasi dengan panas basah (dengan tekanan tinggi)
B.
Tujuan
Praktikum
Mengetahui berbagai cara sterilisasi
bahan /media pertumbuhan mikroorganisme.
C.
Dasar
Teori
Prinsip kerja dari autoclave sama dengan
“pressure cooker”. Dimana ketika molekul air menjadi panas, maka daya
penestrasinya menjadi bertambah. Alat ini serupa tanki minyak yang dapat di isi
dengan uap air. Autoclave dapat di isi dengan uap air. Autoclave memiliki ruang
yang mampu menahan tekanan diatas 1 atm. Dalam autoclave, yang mensterilkannya
adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Oleh karna itu setelah air didalam
tanki mendidih dan mulai terbentuk uap air, maka uap air ini mengalir keruang
pensteril guna mendesak keluar semua udara didalamnya. Bila masih ada udara
yang tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan didalam ruang pensteril yang
akan mengganggu naiknya suhu dalam ruang tersebut.
Panas basah dari autoclave berfungsi
untuk mensterilkan, bukan pada tekanannya. Setelah air dalam tanki mendidih dan
mulai terbentuk uap air , maka uap air ini di alirkan didalam ruang pensteril
guna mendesak keluar semua udara didalamnya. Bila masih ada udara tersisa maka
udara in akan menambah tekanan didlam ruang pensteril dan akan mengganggu
naiknya suhu didalam ruang tersebut.
Autoclave sebagai alat pensteril
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan alat lainnya. Kelebihan tersebut
antara lain pemanasan berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan
menghasilkan kelembaban. Semua proses tersebut akan mempermudah keagulasi
protein sel-sel mikro organisme. Sehingga kematian mikro organism adalah karna
suhu bukan merupakan upaya atau tekanan uapnya.
Autoclave merupakan alat yang esensial
dalam setiap laboratorium mikro biologi, ruang sterilisasi dirumah-rumah sakit
dan tempat-tempat yang memproduksi produk-produk sterilisasi.waktu sterilisasi
tergantung pada sifat bahan yang disterilkan tergantung pada sifat bahan yang
disterilkan pada sifat bahan, tipe wadah, dan volume bahan.
Beberapa zat tertentu mempunyai
ciri-ciri yang membuat tidak praktis untuk disterilkan dengan autoclave.
Bahan-bahan dengan air, misalnya minyak, dan lemak tidak tembus oleh uap air
sehingga mikro organism yang terkandung didalamnya akan tetap bertahan hidup.
Selanjutnya bahan menjadi berubah atau rusak bila terkena suhu yang tinggi.
Oleh karna itu , bahan-bahan tersebut perlu disterilkan dengan cara-cara
sterilisasi yang lain.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila
dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 °C dan 121°C. bahan-bahan yang
biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air
suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan
bahan-bahan dari karet. Ada 4 hal utama yang harus di ingat bila melakukan
sterilisasi basah;
1.
Sterilisasi bergantung
pada uap, karna itu udara harus di kosongkan betul-betul dari ruang
sterilisator.
2.
Semua bagian bahanyang
di sterilkan harus terkena uap, karna itu tabung dan labu kosong harus
diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap didasarnya.
3.
Bahan-bahan yang
berpori atau berbentuk cair harus permeable terhadap uap.
4.
Suhu sebagaimana yang
terukur oleh thermometer harus mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu 15
menit.
Sterilisasi
panas kering dapatditerapkan pada apa saja yang tidak merusak, menyala, hangus,
dan menguap pada suhu setinggi itu.bhan-bahan yang biasa disterilkan dengan
cara ini antara lain pecah belah seprti pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca,
botol sampel, juga peralatan seprti jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak
tembus uap sperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan yang berupa bubuk.
Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menymbat
atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.
Proses
sterilasasi lain yang juga dilakukan pada suatu kamar ialah penyaringan. Dengan
cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan
cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya
sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangakn
filtratnya ditampung didalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang
biasa disterilkan dengan cara ini ialah serum, larutan bikarbonat, enzim,
toksin bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.
D.
Alat
dan Bahan
No.
|
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Autoclave
|
![]() |
Untuk sterilisasi media maupun alat
|
2.
|
PDA (Potato
Dextrosa Agar)
|
![]() |
Media padat untuk pertumbuhan jamur
|
3.
|
NA (Nutrien Agar)
|
![]() |
Media untuk pertumbuhan bakteri
|
4.
|
Cawan petri steril
|
![]() |
Sebagai tempat media agar untuk pembenihan mikroba
|
5.
|
Erlenmeyer
|
![]() |
untuk
menyimpan larutan atau zat kimia
|
E.
Prosedur
Kerja
1.
Menutup Erlenmeyer yang
berisi PDA atau NA dengan kapas.
2.
Mengisi autoclave
dengan aquadest sampai kepermukaan air bawah ansang/ keranjang autoclave.
3.
Menyambungkan autoclave
dengan sumber listrik.
4.
Menutup autoclave dan
mengencangkan penutupnya dengan kuat.
5.
Mengatur suhu, waktu
dan tekanan yang diperlukan untuk sterilisasi. Sterilisasi ini umumnya
dilakukan pada suhu 120°C dan tekanan 15 pounds selama 15 menit.
6.
Setelah sterilisassi
berakhir, membuka tutup autoclave dan mengambil media yang telah disterilkan
dan menuangkannya pada cawan petri steril, kemudian diinkubasi pada incubator.
F.
Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum
ini yaitu menghasilkan media NA dan PDA dalam keadaan steril selanjutknya siap
digunakan sebagai media perkembangbiakan mikroba.


G.
Pembahasan
Autoclave dapat digunakan untuk
mensterilkan beberapa bahan dan alat. Bahan dan alat tersebut antara lain media
mikrobiologik, alat intravena, sarung tangan karet, larutan, alat penyuntik,
bilah penekan lidah, alat transfuse, pengawetan makanan dalam kaleng, dll. Dan
untuk praktikum ini digunakan untuk mensterilisasi media PDA dan NA yang
dituangkan pada cawan petri.
Bahan dan yang disterilkan dengan metode
sterilisasi panas basah adalah media PDA (potato dextrose agar), dan NA
(nutrient agar) dengan cara memasukkannya kedalam Erlenmeyer. Dan selanjutnya
dimasukkan kedalam autoclave yang telah dimasukan aquadest steril. Pada umunya
suhu yang digunakan untuk mensterilkan bahan atau media pemanasan basah
autoclave dilakukan pada suhu 120°C dan tekanan 15 pounds selama 15 menit.
Namun akan tetapi yang mensterilkannya adalah panas basah, bukan pada
tekanannya. Maka dari itu pada saat aquadest steril mendidih dalam autoclave
dan mulai terbentuk uap-uap air, uap-uap air inilah yang mensterilkan bahan
atau media tersebut. Setelah disterilkan bahan atau media tersebut sudah dapat
digunakan.
H.
Kesimpulan
Bahan atau media pertumbuhan dari
mikroorganisme yaitu PDA dan NA dapat disterilkan dengan cara sterilisasi panas
basah bertekanan tinggi dengan menggunakan autoclave pada suhu 120°C dengan
tekanan 15 pounds selama 15 menit.
I.
Jawaban Tugas
Soal
Mengapa sterilisasi bahan atau media
tumbuh mikroba harus menggunakan panas basah bertekanan tinggi ?
Jawaban:
Karena sterilisasi umumnya dilakukan menggunakan autoklaf untuk
yang menggunakan panas bertekanan tinggi. Cara ini paling baik karena suhu yang
dicapainya tinggi dan air untuk koagulasi protein banyak. Dengan alat ini
besarnya tekanan uap air yang diperlukan dapat di atur. Makin besar tekanan uap
airnya, makin tinggi pula suhu yang di capainya. Lamanya pemanasan bergantung
pada tekanan uap yang dipergunakan, serta besar dan macamnya benda yang akan
diseterilkan.Dan dengan cara ini, baik bentuk vegetatif maupun spora akan mati,
sehingga mencapai steril sempurna.
Daftar Pustaka
Entjang Indan, Dr. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Hasan, A.M. 2006 .Mikroba Dasar. Gorontalo: nurul jannah.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.
Jakarta: Gramedia
Kardaiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi dalam Pangan I. Jakarta:
Gramedia.
Team Teaching.
2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press.
Waluyo. 2005. Mikrobiologi
Umum.
Malang: UMpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar