Rabu, 19 Oktober 2016

Laporan Praktikum Sterilisasi dengan panas basah (dengan tekanan tinggi)


A.    Judul
Sterilisasi dengan panas basah (dengan tekanan tinggi)

B.     Tujuan Praktikum
Mengetahui berbagai cara sterilisasi bahan /media pertumbuhan mikroorganisme.

C.    Dasar Teori
Prinsip kerja dari autoclave sama dengan “pressure cooker”. Dimana ketika molekul air menjadi panas, maka daya penestrasinya menjadi bertambah. Alat ini serupa tanki minyak yang dapat di isi dengan uap air. Autoclave dapat di isi dengan uap air. Autoclave memiliki ruang yang mampu menahan tekanan diatas 1 atm. Dalam autoclave, yang mensterilkannya adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Oleh karna itu setelah air didalam tanki mendidih dan mulai terbentuk uap air, maka uap air ini mengalir keruang pensteril guna mendesak keluar semua udara didalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini akan menambah tekanan didalam ruang pensteril yang akan mengganggu naiknya suhu dalam ruang tersebut.
Panas basah dari autoclave berfungsi untuk mensterilkan, bukan pada tekanannya. Setelah air dalam tanki mendidih dan mulai terbentuk uap air , maka uap air ini di alirkan didalam ruang pensteril guna mendesak keluar semua udara didalamnya. Bila masih ada udara tersisa maka udara in akan menambah tekanan didlam ruang pensteril dan akan mengganggu naiknya suhu didalam ruang tersebut.
Autoclave sebagai alat pensteril memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan alat lainnya. Kelebihan tersebut antara lain pemanasan berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan menghasilkan kelembaban. Semua proses tersebut akan mempermudah keagulasi protein sel-sel mikro organisme. Sehingga kematian mikro organism adalah karna suhu bukan merupakan upaya atau tekanan uapnya.
Autoclave merupakan alat yang esensial dalam setiap laboratorium mikro biologi, ruang sterilisasi dirumah-rumah sakit dan tempat-tempat yang memproduksi produk-produk sterilisasi.waktu sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang disterilkan tergantung pada sifat bahan yang disterilkan pada sifat bahan, tipe wadah, dan volume bahan.
Beberapa zat tertentu mempunyai ciri-ciri yang membuat tidak praktis untuk disterilkan dengan autoclave. Bahan-bahan dengan air, misalnya minyak, dan lemak tidak tembus oleh uap air sehingga mikro organism yang terkandung didalamnya akan tetap bertahan hidup. Selanjutnya bahan menjadi berubah atau rusak bila terkena suhu yang tinggi. Oleh karna itu , bahan-bahan tersebut perlu disterilkan dengan cara-cara sterilisasi yang lain.
Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 °C dan 121°C. bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. Ada 4 hal utama yang harus di ingat bila melakukan sterilisasi basah;
1.        Sterilisasi bergantung pada uap, karna itu udara harus di kosongkan betul-betul dari ruang sterilisator.
2.        Semua bagian bahanyang di sterilkan harus terkena uap, karna itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap didasarnya.
3.        Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeable terhadap uap.
4.        Suhu sebagaimana yang terukur oleh thermometer harus mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu 15 menit.
Sterilisasi panas kering dapatditerapkan pada apa saja yang tidak merusak, menyala, hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu.bhan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain pecah belah seprti pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seprti jarum suntik, dan bahan-bahan yang tidak tembus uap sperti gliserin, minyak, vaselin, dan bahan-bahan yang berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan cara membungkus, menymbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
Proses sterilasasi lain yang juga dilakukan pada suatu kamar ialah penyaringan. Dengan cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangakn filtratnya ditampung didalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini ialah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.

D.    Alat dan Bahan
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Autoclave
Untuk sterilisasi media maupun alat
2.
PDA (Potato Dextrosa Agar)
Media padat untuk pertumbuhan jamur
3.
NA (Nutrien Agar)
Media untuk pertumbuhan bakteri
4.
Cawan petri steril
Sebagai tempat media agar untuk pembenihan mikroba
5.
Erlenmeyer
untuk menyimpan larutan atau zat kimia

E.     Prosedur Kerja
1.        Menutup Erlenmeyer yang berisi PDA atau NA dengan kapas.
2.        Mengisi autoclave dengan aquadest sampai kepermukaan air bawah ansang/ keranjang autoclave.
3.        Menyambungkan autoclave dengan sumber listrik.
4.        Menutup autoclave dan mengencangkan penutupnya dengan kuat.
5.        Mengatur suhu, waktu dan tekanan yang diperlukan untuk sterilisasi. Sterilisasi ini umumnya dilakukan pada suhu 120°C dan tekanan 15 pounds selama 15 menit.
6.        Setelah sterilisassi berakhir, membuka tutup autoclave dan mengambil media yang telah disterilkan dan menuangkannya pada cawan petri steril, kemudian diinkubasi pada incubator.
F.     Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu menghasilkan media NA dan PDA dalam keadaan steril selanjutknya siap digunakan sebagai media perkembangbiakan mikroba.
  

G.    Pembahasan
Autoclave dapat digunakan untuk mensterilkan beberapa bahan dan alat. Bahan dan alat tersebut antara lain media mikrobiologik, alat intravena, sarung tangan karet, larutan, alat penyuntik, bilah penekan lidah, alat transfuse, pengawetan makanan dalam kaleng, dll. Dan untuk praktikum ini digunakan untuk mensterilisasi media PDA dan NA yang dituangkan pada cawan petri.
Bahan dan yang disterilkan dengan metode sterilisasi panas basah adalah media PDA (potato dextrose agar), dan NA (nutrient agar) dengan cara memasukkannya kedalam Erlenmeyer. Dan selanjutnya dimasukkan kedalam autoclave yang telah dimasukan aquadest steril. Pada umunya suhu yang digunakan untuk mensterilkan bahan atau media pemanasan basah autoclave dilakukan pada suhu 120°C dan tekanan 15 pounds selama 15 menit. Namun akan tetapi yang mensterilkannya adalah panas basah, bukan pada tekanannya. Maka dari itu pada saat aquadest steril mendidih dalam autoclave dan mulai terbentuk uap-uap air, uap-uap air inilah yang mensterilkan bahan atau media tersebut. Setelah disterilkan bahan atau media tersebut sudah dapat digunakan.

H.    Kesimpulan
Bahan atau media pertumbuhan dari mikroorganisme yaitu PDA dan NA dapat disterilkan dengan cara sterilisasi panas basah bertekanan tinggi dengan menggunakan autoclave pada suhu 120°C dengan tekanan 15 pounds selama 15 menit.

I.       Jawaban Tugas
Soal
Mengapa sterilisasi bahan atau media tumbuh mikroba harus menggunakan panas basah bertekanan tinggi ?

Jawaban:
Karena sterilisasi umumnya dilakukan menggunakan autoklaf untuk yang menggunakan panas bertekanan tinggi. Cara ini paling baik karena suhu yang dicapainya tinggi dan air untuk koagulasi protein banyak. Dengan alat ini besarnya tekanan uap air yang diperlukan dapat di atur. Makin besar tekanan uap airnya, makin tinggi pula suhu yang di capainya. Lamanya pemanasan bergantung pada tekanan uap yang dipergunakan, serta besar dan macamnya benda yang akan diseterilkan.Dan dengan cara ini, baik bentuk vegetatif maupun spora akan mati, sehingga mencapai steril sempurna. 


Daftar Pustaka
Entjang Indan, Dr. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Hasan, A.M. 2006 .Mikroba Dasar. Gorontalo: nurul jannah.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia
Kardaiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi dalam Pangan I. Jakarta: Gramedia.
Team Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI press.
Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMpress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar