Rabu, 19 Oktober 2016

Laporan Praktikum Pembiakan jamur




A.    Judul
Pembiakan jamur

B.     Tujuan
Mempelajari sifat-sifat koloni yang tumbuh

C.    Dasar teori
Jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
a)      Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b)      Parasit fakultatif
Jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c)  Saprofit
            Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
            Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichen.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu di peroleh dari lingkungannya.sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk srukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klsifikasi dapat ditentukan, secara fisual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna, atau tidak berwarna, yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia antara lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicillium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia, Sporatrichum, Botrytis, Cephalosporium, Trichoderma, Schopulariopsis), Dematiaceae (Cladosporium, Helminthosporium, Alternaria, Stemphylium) dan Tuberculariaceaea (Fusarium).
Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam.
Adapun jamur yang penting dalam pembicaraan mikrobiologi adalah klas Phicomycetes, klas Ascomycetes dan klas Deuteromycetes. Perbedaan yang penting dari klas Phicomycetes dan klas Ascomycetes adalah bahwa miselium Phicomycetes itu serupa tabung panjang yang tidak terbagi-bagi, sedang miselium Ascomycetes serupa tabung panjang yang bersekat-sekat. Miselium dapat bercabang-cabang, satu helai cabang disebut hifa.
Klasifikasi cendawan terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual. Cendawan mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya, sekalipun demikian mereka itu heterotrof. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti misalnya karbondioksida. Karbon berasal dari sumber organik, misalnya glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk cendawan biasanya berisiskan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis.
Septa atau dinding pemisah .jamur tak bersepta adalah jamur yamg Pelczar dan Schan, tidak memiliki dinding inti pemisah atau septa. Hifanya merupakan tabung memanjang berisi inti yang banyak dan terdispersi ke seluruh sitoplasma, oleh karenanya diberi nama multiseluler. Jamur bersepta, jamur ini memiliki septa yang membagi hifa menjadi sel yang terpisah, masing-masing berisi sel inti.

D.    Alat dan bahan
No.
Nama
Gambar
Fungsi
1.
Mikroskop
Digunakan untuk mengamati suatu objek yang sangat kecil, gunanya untuk memperbesar pandangan sehingga objek dapat di lihat dengan jelas.
2.
Media PDA
IMG-20130603-04660
Media yang di gunakan untuk pertumbuhan jamur.
3.
Objek  gelas

Untuk tempat sediaan jamur
4.
penutup gelas
IMG-20130603-04702
Untuk menutup sediaan yang terdapat pada objek gelas
5.
Jarum inokulasi





Untuk mengambil jamur
6.
Inkubator/enkas
Untuk menginkubasi bakteri.




  1. Prosedur kerja
1.    Untuk jamur di udara, membuka cawan PDA I di atas meja selama 1 jam kemudian menutpnya kembali.
2.    Untuk jamur dari bahan makanan, menghaluskan bahan makanan (roti) kemudian menaburkan pada cawan PDA 2, lalu tutup kembali.
3.    Menginkubasikan pada suhu kamar atau masukan kedalam incubator dengan 250 C selama 3 x 24 jam.
4.    Mengamati setiap jenis koloni mikroba yang tumbuh.
          
5.    Mengambil objek gelas dan gelas penutup yang sudah di bersihkan, meneteskan air satu tetes di atas objek gelas tersebut, kemudian mengambil sedikit koloni jamur dengan menggunakan jarum inokulasi.
a)      IMG-20130602-04623IMG-20130602-04621Jamur udara

  




b)      IMG-20130603-04681Jamur roti

                       

6.    Mengidentifikasi setiap koloni mikroba yang tumbuh dengan melihat warna koloni dan bentuk jamur di bawah mikroskop.
8.    Menggambar morfologi penting untuk semua jamur yang di periksa

F.     Hasil pengamatan
Jamur yang tumbuh pada media PDA
PDA 1 (Jamur Udara)
PDA 2 ( Jamur Roti)

Diambil sampel dan dilihat dalam mikroskop
Jamur udara perbesaran 16 x 10 = 160
Jamur roti perbesaran 16x40 = 640

G.    Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan pada cawan PDA 1 dengan membuka cawan tersebut selama 1 jam kemudian metutupnya kembali, dan juga dari cawan PDA 2 dengan menaburkan roti dan menutupnya kembali, kemudian mengingkubasi dengan suhu 250C selama 3 x 24 jam. Dapat diamati ternyata tumbuh beberapa jenis jamur pada kedua media yang telah dilakukan percobaan, itu di tandai dengan adanya warna yang berbeda-beda dari setiap jenis jamur yang tumbuh.
PDA 1 (udara)
PDA 2 (roti)
Penisilium
Alternaria
Gliocladium
Paecilomyces
Paecilomyces
Hormodendrum
Montospora
Rhizopus

Mucor

Penisilium
Tabel 1. Pembahasan
Dan selanjutnya mengambil sampel pada hasil dari kedua media yang telah di tumbuhi jamur tersebut dengan menggunakan jarum inokulasi dan meletakannya pada objek gelas yang telah diberi 1 tetes air untuk diamati di mikroskop untuk melihat bagian-bagian dari jamur tersebut. Pada jamur udara menggunakan perbesaran 16 x 40, dan untuk jamur roti menggunakan perbesaran 16 x 10.

H.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa, pembiakan jamur yang paling efisien adalah dengan menggunakan media PDA selain mudah di amati, jamur juga tumbuh dengan optimal. Jamur yang tumbuh pada PDA 1 (udara) ada 4 macam, sedangkan pada PDA 2 (roti) tumbuh 6 macam jamur.


I.       Jawaban Tugas
Soal
1.      Jelaskan morfologi jamur

Jawab
Struktur dasar jamur adalah hifa. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Ketebalan hifa bervariasi antara 0,5 mm – 100 mm. Hifa terdiri atas sel-sel sejenis. Sel-sel tersebut satu dan lainnya dipisahkan oleh dinding sel atau sekat yang dinamakan Septum (jamak: septa) dan dinamakan hifa bersepta
Fungi di bedakan menjadi dua golongan yakni kapang dan kamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal dan tak berfilamen.

Daftar pustaka
Dwidjoseputro, D. 1993. Dasar – dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S., 1988. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Jakarta: Penerbit UI
Schlegal, H.G. dan Schmidt, K. 1994. Mikrobiologi Umum, Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress
Team Teaching. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi. Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG
Waluyo lud. 2007. Mikrobiologi umum. Malang: UMM Press.

1 komentar: